logo Kompas.id
TajaAirlangga Ungkap Pentingnya...

Airlangga Ungkap Pentingnya Giant Sea Wall bagi Ekonomi dan Penduduk Pantura

Beragam ancaman yang mengintai kawasan pantura Jawa akan memengaruhi keberlangsungan aktivitas ekonomi dan meningkatkan potensi bencana bagi jutaan penduduk di daerah tersebut.

Kemenko Perekonomian
Artikel ini merupakan kerja sama antara harian Kompas dan Kemenko Perekonomian.
· 3 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/0jc_wcNl4shkrtvIcgCvirwpxdU=/1024x576/https%3A%2F%2Ftaja.kompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2024%2F01%2F100124-Taja-Kemenko-Ekonomi-2.jpeg
DOK KEMENKO PEREKONOMIAN

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pada Seminar Nasional: Strategi Perlindungan Kawasan Pulau Jawa, melalui Pembangunan Tanggul Pantai dan Tanggul Laut (Giant Sea Wall), Rabu (10/1/2024).

Mengacu pada capaian pertumbuhan ekonomi nasional pada Q3-2023 lalu, secara spasial seluruh wilayah Indonesia telah mengalami pertumbuhan yang positif dan mampu menunjukkan resiliensi. Pulau Jawa menjadi salah satu kontributor terbesar dalam PDB Nasional tersebut dengan share mencapai sebesar 57,12 persen. Angka tersebut sekaligus memperlihatkan Pulau Jawa sebagai salah satu mesin utama pertumbuhan ekonomi secara spasial.

Di samping keunggulan tersebut, Pulau Jawa juga masih harus menghadapi sejumlah tantangan daya dukung dan daya tampung seperti ancaman erosi, abrasi, banjir, penurunan permukaan tanah (land subsidence) di sepanjang daerah pesisir pantai utara (pantura) Jawa yang terpantau bervariasi antara 1-25 cm per tahun, serta kenaikan permukaan air laut sebesar 1-15 cm per tahun di beberapa lokasi.

“Studi JICA pertumbuhan di kawasan pantura 20 persen dari GDP Indonesia dengan kegiatan industri, perikanan, transportasi, dan pariwisata. Jumlah penduduk di pantura itu 50 juta, jadi yang terdampak 50 juta orang. Nah, tentu tidak hanya membahayakan kelangsungan ekonomi dan infrastruktur tetapi juga kelangsungan hidup masyarakat,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat menyampaikan opening speech pada Seminar Nasional: Strategi Perlindungan Kawasan Pulau Jawa, melalui Pembangunan Tanggul Pantai dan Tanggul Laut (Giant Sea Wall), Rabu (10/1/2024).

Beragam ancaman yang mengintai kawasan pantura Jawa tentu akan memengaruhi keberlangsungan aktivitas ekonomi dan meningkatkan potensi bencana bagi jutaan penduduk yang berdiam di daerah tersebut. Selain itu, fenomena degradasi di pantura Jawa yang tidak tertangani diperkirakan juga akan mengancam keberadaan dari 70 kawasan industri, 5 Kawasan Ekonomi Khusus, 28 Kawasan Peruntukan Industri, 5 Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri, serta berbagai infrastruktur logistik nasional seperti bandara, jalur kereta api, hingga pelabuhan.

“Dengan seminar ini mudah-mudahan bisa di-kick off supaya ini skalanya bisa kita perbesar dan lebih masif lagi dan ini program yang sifatnya transformatif,” kata Airlangga.

https://cdn-assetd.kompas.id/S0PMRBZuf222ltTDVrpIzb-gvHs=/1024x576/https%3A%2F%2Ftaja.kompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2024%2F01%2F100124-Taja-Kemenko-Ekonomi-1.jpeg
DOK KEMENKO PEREKONOMIAN

Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan keterangan pers.

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto saat menyampaikan keynote speech dalam kesempatan tersebut menegaskan, pembangunan Giant Sea Wall dapat menjadi jawaban atas fenomena kenaikan permukaan laut, hilangnya tanah, dan sekaligus juga menjadi jawaban atas kualitas hidup sebagian rakyat Indonesia yang masih mengenaskan.

Lebih lanjut, Prabowo juga berterima kasih atas seluruh kajian pembangunan Giant Sea Wall yang terus berlanjut, serta menyampaikan bahwa telah menugaskan Universitas Pertahanan untuk melakukan kajian lebih lanjut atas berbagai hal yang bisa dilakukan terkait dengan gagasan besar pembangunan Giant Sea Wall.

“Saya ingin ini menjadi pembicaraan, topik diskusi kalangan akademisi, kalangan pengusaha, kalangan teknokrat, engineer-engineer Indonesia, mengajak melakukan pendalaman terhadap masalah ini,” ujar Prabowo.

Menhan juga menyampaikan apresiasi kepada Menko Perekonomian beserta seluruh jajaran serta K/L lainnya yang telah terlibat dalam penyelenggaraan seminar nasional tersebut.

Turut hadir dalam kesempatan tersebut, di antaranya anggota DPR RI, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Agraria dan Tata Ruang Hadi Tjahjanto, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, Rektor Universitas Pertahanan Letjen TNI Jonni Mahroza, Peneliti BRIN Dwi Sarah, Witteveen Bos Indonesia Victor Coenen, Tim Asistensi Menko Perekonomian Raden Pardede, Sesmenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso, Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto, Pj Gubernur Banten Al Muktabar, sejumlah pejabat Eselon I serta Eselon II Kementerian/Lembaga, beserta kepala daerah di sepanjang pantura Pulau Jawa.

Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000