logo Kompas.id
TajaCerita dari Museum

Cerita dari Museum

PT Isuzu Astra Motor Indonesia
Artikel ini merupakan kerja sama antara harian Kompas dan PT Isuzu Astra Motor Indonesia.
· 6 menit baca

Berkunjung ke museum selalu membuat diri berdecak kagum. Seperti memutar waktu kembali ke masa lampau yang punya banyak cerita menarik.

Selama program Eksplor Ramadhan, tim Kompas Klasika menyambangi tiga museum yang punya karakter dan cerita berbeda. Pertama, Museum Danar Hadi di Solo, Jawa Tengah. Kedua, Museum Trinil di Ngawi, Jawa Timur. Ketiga, Museum Angkut di Malang, Jawa Timur.

Museum Danarhadi

Koleksinya yang mencapai 10.000 kain batik membuat Museum Danar Hadi menjadi museum batik terlengkap di Indonesia. Koleksi batik di sini banyak yang termasuk ke dalam status langka dan batik-batik tua mulai dari abad ke-18 hingga abad ke-19.

Pendirinya, Santosa Doellah, saat berkunjung ke luar negeri sering menyempatkan diri untuk berburu batik hingga ke beberapa rumah lelang internasional. Salah satunya adalah batik dari Belanda yang diperolehnya dari rumah lelang Christie yang dulu dibeli dengan harga Rp 500 juta. Batik ini kini ditaksir punya harga sampai miliaran rupiah.

https://cdn-assetd.kompas.id/-g2XFMVUkthzhvYTu61OKRBEAhU=/1024x576/http%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2017%2F07%2F0507-ISUZU-MUSEUM-TRINIL_1-720x405.jpg
Kompas

Foto-foto : Iklan Kompas/Antonius SP

Di museum ini pengunjung bisa belajar tentang makna motif batik, terutama motif batik di Jawa. Misalnya ada beberapa motif yang memang digunakan untuk acara atau peristiwa tertentu. Salah satunya batik khusus lamaran yang memiliki motif khusus. Untuk pria bermotif Satrio Manah dan Semen Rante untuk perempuan. Ada juga motif Eropa yang terinspirasi dari cerita rakyat di sana, antara lain Little Red Riding Hood.

Untuk mengunjungi museum ini, pihak pengelola menerapkan tiket masuk seharga Rp 35 ribu dan tidak diperkenankan untuk mengambil foto dengan medium apa pun. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi motif kuno ini dan pengunjung diharapkan bisa fokus untuk mendapatkan informasi soal batik.

Museum Trinil

Mendengar Trinil, ingatan kembali pada pelajaran sejarah di bangku sekolah tentang kehidupan masa purbakala.

Di kompleks museum ini, ada sebuah tugu bergambar anak panah dengan arah timur laut yang bertuliskan P.e 175 m. Tugu ini menjadi simbol peringatan dari penemuan fosil Pithecanthropus Erectus oleh Eugene Dubois.

https://cdn-assetd.kompas.id/rZ0OYEw23LLZfYS48zi7r3z6i5w=/1024x576/http%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2017%2F07%2F0507-ISUZU-MUSEUM-TRINIL_2-min1-720x405.jpg

Museum ini terletak di pinggiran sungai Bengawan Solo. Dari kejauhan, kita bisa melihat bekas-bekas penggalian. Ruang pamer museum ini tidak terlalu besar, malah cenderung sederhana. Kebanyakan koleksi yang dipamerkan di sini berasal dari Stegofon trigonochepalus atau gampangnya adalah gajah purba.

Salah satu staf yang ditemui di sana bercerita, kebanyakan dari hasil penemuan ini dibawa ke luar negeri untuk penelitian. Yang dipamerkan di Trinil hanya sebagian kecil dari puluhan ribu penemuan fosil.

Dirinya mengatakan, masih banyak hasil penemuan juga yang belum diteliti. Menurutnya, dana dari pemerintah memang kecil sehingga membuat peneliti dari Indonesia kesulitan untuk melakukan eksplorasi. Kebanyakan kegiatan penelitian di sini bergantung pada kerja sama dengan pihak asing.

Museum Angkut

Tim Eksplor juga menyempatkan diri untuk mengunjungi museum yang kini sedang tren di media sosial, yaitu Museum Angkut di Batu, Malang, Jawa Timur. Museum Angkut berisi beragam jenis kendaraan dari tradisional sampai modern. Jika berkunjung ke sini, Anda harus merogoh kocek lebih dalam karena tiketnya dibanderol Rp 100 ribu. Sementara itu, jika membawa kamera, Anda harus menambah Rp 30 ribu.

https://cdn-assetd.kompas.id/ghJPxXHqy5kCy3X4ozmut3fDs18=/1024x576/http%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2017%2F07%2F0507-ISUZU-MUSEUM-TRINIL_3-ok-720x405.jpg

Namun, harga itu sepadan dengan yang Anda lihat. Memasuki museum ini, Anda seperti memasuki mesin waktu. Museum yang luas lahannya mencapai 4,5 hektar ini didesain dengan cukup apik dengan berbagai section. Anda bisa melihat mobil pertama buatan Ford, yaitu Model T hingga mobil mewah seperti Hummer Limosin.

Anda tidak akan bosan karena museum ini didesain seperti berkelana ke negara lain. Salah satunya adalah suasana Amerika tempo dulu yang ada di zona Broadway Street. Jika berkunjung pada malam hari, zona ini semakin indah dan nuansa gangster town tipikal Hollywood semakin kental.

Selain itu, masih ada zona Jepang, Jerman, Inggris, dan Perancis. Setiap zona itu juga memiliki replika bangunan ikonisnya, seperti menara Eiffel, tembok Berlin, dan Buckingham Palace. Tidak hanya mobil. Anda juga bisa merasakan suasana pesawat kenegaraan Republik Indonesia yang dipakai Presiden. Di akhir “perjalanan waktu”, Anda bisa menikmati beragam kuliner yang terangkum dalam Pasar Apung. [VTO]

Gaya berkendara akan semakin terasa kalau daya atau performa kendaraan bukan yang ala kadarnya. Apalagi kalau hendak berpetualang bersama keluarga ke tempat yang jauh. Kondisi jalan, keamanan, dan kenyamanan di dalam kabin harus jadi pertimbangan.

Belum genap pukul 08.00 WIB saat Isuzu mu-X Premiere yang digunakan tim Eksplor Ramadhan melintas di Jembatan Suramadu. Saat itu, SUV dengan sasis ladder frame ini bakal melintas di jalur utama Pulau Madura, melintasi Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep untuk kembali lagi ke Surabaya di hari yang sama.

Jarak tempuh diperkirakan 380 kilometer, dengan waktu tempuh sekitar sembilan jam.  Bahan bakar tersisa sekitar seperempat tangki. Rasanya cukup, toh nanti bisa diisi lagi kalau memang bahan bakar menipis.

Nyaman

Sepanjang perjalanan, Isuzu mu-X Premiere putih tersebut banyak menarik perhatian. Ini boleh jadi lantaran desainnya yang mengusung tampilan eksterior mobil SUV berotot, baik dari depan, samping, hingga belakang. Belum lagi tongkrongan atau ground clearance yang tinggi, 230 milimeter.

Meski lalu lintas antarkabupaten relatif sepi, fitur cruise control sengaja tidak diaktifkan karena nyatanya beberapa kali rem harus diinjak karena ada lubang, berpapasan dengan kendaraan besar, atau ada aktivitas yang memakan badan jalan. Mungkin kalau tidak ada hal-hal tersebut, perjalanan akan jadi lebih menyenangkan karena cukup setel kecepatan dan setelah itu kaki bisa “beristirahat” menginjak pedal.

https://cdn-assetd.kompas.id/CvTPMUkrVfABKrgqvYRv3f3szVo=/1024x576/http%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2017%2F07%2F0507-ISUZU-MUSEUM-TRINIL_4-720x405.jpg

Kondisi jalan yang tak melulu mulus tak jadi soal. Pasalnya Isuzu menggunakan gas shock arbsorber tentu lebih mumpuni jika dibandingkan fluid shock absorber, coil spring, dan 5-link rear suspension. Ditambah lagi dengan ground clearance yang tinggi, membuat kondisi jalan yang bergelombang bukan lagi masalah serius.

AC climate control juga memberi kenyamanan karena memungkinkan suhu di dalam kabin secara otomatis bisa tetap dipertahankan sesuai keinginan. Untuk perjalanan melintasi daerah yang panas, di kawasan pesisir, fitur ini penting karena berkendara dengan suhu di atas 30 derajat celsius tidaklah nyaman.

Hal lain yang dirasakan adalah soal pengereman. Selain karena menggunakan rem cakram di semua roda, Isuzu mu-X Premiere juga menggunakan Electronic Brakeforce Distribution (EBD) yang menambah rasa percaya diri dan aman saat melakukan pengereman. Pedalnya juga terasa empuk saat diinjak sehingga saat mengerem penumpang dalam kabin akan tetap merasa nyaman.

Andal

Rencana rute yang dilalui Tim Eksplor Ramadhan ternyata meleset, lebih jauh dari yang diperkirakan semula. Pasalnya ada beberapa tempat yang disinggahi dan itu berarti menambah panjang jalur perjalanan.

Alhasil sisa bahan bakar dalam tangki makin menipis dan harus segera diisi karena lampu peringatan ketersediaan bahan bakar juga sudah menyala. Sayangnya, tidak semua SPBU menyediakan bahan bakar dengan cetane number 53 seperti yang disarankan Isuzu. Kalau pun ada yang memampang bahan bakar jenis tersebut, stoknya habis. Sampai akhirnya mobil tersebut terpaksa menggunakan bahan bakar dengan cetane number lebih rendah, yang penting bisa jalan meski khawatir ada gangguan pada mesin.

Lantas apa yang terjadi? Tidak ada, selain tarikan mobil yang sedikit berkurang, terutama saat melakukan kick down untuk mendahului kendaraan lain. Ini jadi cerita lain yang membuktikan satu janji soal keandalan Isuzu mu-X. [ASP]

Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000