Dies Natalis ke-53 Universitas Trisakti, Angkat Pembelajaran Pembangunan Berkelanjutan
Pada 29 November 2018, Universitas Trisakti (Usakti) merayakan Dies Natalis ke-53. Pada tahun ini, perayaan Dies Natalis ini dirayakan dengan lebih meriah. Banyak acara diadakan untuk memeriahkan momen ini.
Beberapa acara yang dihelat, antara lain Pameran Museum dan Pendidikan, Seminar Kebencanaan, dan pertandingan olahraga antarmahasiswa. Salah satu yang menarik perhatian adalah kepedulian Usakti terhadap keberadaan museum.
Museum
Oleh karena itu, selain pameran museum dan pendidikan, Usakti juga mengadakan diskusi panel bertajuk “Museum Sebagai Pusat Pendidikan Berkelanjutan” pada Selasa (27/11/2018). Tema ini sejalan dengan tema Dies Natalis, yaitu “Universitas Trisakti sebagai Kampus Pusat Pembelajaran Pembangunan Berkelanjutan”.
Rektor Usakti Prof dr Ali Gufron Mukti Msc Phd mengatakan, pameran ini diadakan sebagai bagian dari kewajiban yang diemban oleh universitas sebagai lembaga pendidikan. Museum pun telah lama menjadi bagian dari pusat pembelajaran.
“Dengan digelarnya pameran ini, kami berharap terjadi pertukaran informasi antarmuseum, pengunjung, pihak universitas, dan pihak-pihak lain. Sebab, Universitas Trisakti sebagai lembaga pendidikan merasa punya kewajiban untuk menyebarkan pendidikan yang berkelanjutan,” ujarnya.
Dalam pameran ini, Usakti juga memperkenalkan beragam hasil karya dari fakultas-fakultas dan unit kemahasiswaan mereka yang baru, yaitu Trisakti Disaster Centre. Ada juga kuliah umum yang diadakan oleh Museum Bank Mandiri yang mengambil tema “Bangunan Tua di Kota Tua, Perbedaan dengan Kota Tua Lainnya”.
Industri 4.0
Pada Kamis (29/11/2018), bertempat di Gedung D Universitas Trisakti diadakan acara Dies Natalis Universitas Trisakti ke-53. Dalam pembukaan acara tersebut, Ali menekankan bahwa Usakti harus senantiasa mampu mengantisipasi berbagai perubahan kebijakan pengetahuan teknologi terutama menghadapi revolusi industri 4.0.
“Usakti masih yang terdepan untuk pengembangan sarana prasarana yang sesuai dengan industri 4.0. Hal ini salah satunya melalui smart classroom. Di kelas ini, mahasiswa belajar dengan menggunakan teknologi virtual reality jadi seakan-akan mereka ada di laboratorium. Praktik dengan metode ini bisa dilakukan berulang-ulang jadi tak perlu ada bahan yang dibuang,” ujar Ali.
Pencapaian
Dalam kesempatan tersebut, Ali juga menuturkan pencapaian Usakti tahun ini. Selain memiliki akreditasi institusi pendidikan A, Usakti juga memiliki 19 program studi dengan akreditasi A, 27 program studi dengan akreditasi B, dan hanya 1 program studi dengan akreditasi C.
Ada lebih dari 100 ribu alumni Usakti yang tersebar di seluruh penjuru negeri. Tahun ini, Usakti meluluskan 5.761 lulusan pada tahun ini. Rata-rata waktu tunggu mendapatkan pekerjaan lulusan Usakti hanya 1,2 hingga 2,4 bulan.
“Usakti memiliki perpustakaan yang terakreditasi A. Bahkan, perpusatakaan ini mendapatkan penghargaan ketiga di dunia dalam hal akses jurnal. Sekarang, perpustakaan ini bisa diakses melalui aplikasi Android mobile yaitu melalui Mpustaka Usakti,” jelas Ali.
Dalam kesempatan tersebut, hadir juga Prof Dr Ir Dietriech Geoffrey Bengen, DAA, DEA yang menyampaikan orasi ilmiah tentang Konsepsi Pengelolaan Pesisir dan Laut Terpadu dan Berkelanjutan. [VTO/INO]