Hunian Berkonsep Jepang, Selangkah dari Stasiun Cisauk
Salah satu apartemen yang menerapkan konsep TOD, yaitu Serpong Garden Apartment
Tren transportasi massal di Indonesia masih terus populer. Hal ini bisa dilihat dari menjamurnya pembangunan properti di dekat perhentian-perhentian transportasi massal. Salah satu wilayah yang juga mendapatkan pembangunan itu adalah Cisauk. Wilayah ini juga diprediksi akan menjadi wilayah yang potensial di masa depan.
Konsep pembangunan kawasan yang terintegrasi dengan transportasi umum ini biasa disebut dengan konsep transit-oriented development (TOD). TOD mengadopsi tata ruang campuran dan memaksimalkan penggunaan berbagai angkutan massal, seperti busway, mass rapit transit (MRT), light rapid transit (LRT), dan lainnya.
“Anak-anak milenial saat ini tidak lagi hanya membutuhkan hunian yang sekadar buat tinggal, tetapi juga nyaman dan punya banyak akses kepada transportasi umum. Para pembeli properti sekarang juga membeli tidak hanya untuk investasi saja. Mereka juga mempertimbangkan untuk dipakai sendiri,” ujar Komisaris Karya Cipta Group Pingki Elka Pangestu.
Saat ini, pembangunan berkonsep TOD ini bergantung pada aglomerasi sekitarnya. Bagi Pingki, hal ini bisa terlihat dari pembangunan yang mendekatkan diri pada stasiun. Memang akan ada keuntungan, tetapi keburukan juga bisa ada.
“Di level regional, stasiun telah menjadi hierarki tertinggi dari pembentukan aglomerasi. Di Jabodetabek saja, hal ini sudah terlihat. Keuntungannya, penglaju memang akan bertambah hingga puluhan ribu dan itu bagus. Tetapi, masalah lalu lintas juga akan muncul. Namun, sudah bisa dicegah. Pembangunan berkonsep TOD ini kalau bagus pasti akan diikuti, tetapi jangan sampai overused,” ujar Pingki.
Hunian terpadu dan terintegrasi
Di tengah pembangunan konsep TOD yang marak, sebuah proyek apartemen di Cisauk justru menggemakan konsep transit-oriented living (TOL). Konsep ini bisa dikatakan penyempurnaan dari TOD. TOL tidak sekadar mendekatkan warga dengan transportasi massal, tetapi juga bisa hidup harmonis dan meningkatkan kualitas hidupnya di kawasan itu.
Konsep ini dianut oleh PT Hutama Anugrah Propertindo (HAP). TOL diterapkan dalam membangun proyek Serpong Garden Apartment. Direktur Utama HAP Ferdy Sutrisno mengatakan, penerapan TOL ini dimulai saat Creed Group dari Jepang ikut berinvestasi di proyek Serpong Garden Apartment.
Inilah salah satu konsep TOL yang diterapkan. Serpong Garden Apartment akan terhubung langsung dengan Stasiun Cisauk.
“Keberhasilan Serpong Garden Apartment pada penjualan tower B dan C, membuat Creed Group Japan tertarik berinvestasi. Ke depannya, pembangunan tower B dan C apartemen ini, memberi nilai tambah lebih besar baik kepada para pembeli lama yang sebelumnya sudah terikat dalam kontrak pembelian, maupun terhadap calon pembeli baru apartemen,” ujarnya saat jumpa pers di Jakarta, Kamis (12/10/2018).
Kehadiran Creed Group, dikatakan oleh Ferdy memberikan perubahan positif pada konsep proyek ini. Kemampuan dan pengalaman Creed dalam membangun hunian yang nyaman tetapi tetap berorientasi pada transportasi umum jelas akan menambah nilai tambah bagi proyek ini.
Sky bridge penghubung Serpong Garden Apartment ke Stasiun Cisauk
Hal ini diamini Head of Representative in Indonesia dari Creed Group Tatsuya Ichinomiya. Pengalaman di 8 negara dan 17 proyek Asia Tenggara, Creed Group akan berbagi pengalaman di proyek ini. Selain itu, kehadirannya akan memperluas segmentasi investasi properti Jepang di Indonesia.
“Creed Group akan membawa nilai ke pasar menengah, pasar yang memang menjadi kepedulian kami. Hal ini terlihat dengan implementasi standar produk bangunan yang bertaraf internasional dan disesuaikan untuk meningkatkan quality of life,” ujar Tatsuya.
Konferensi Pers Serpong Garden Apartment. Dari kiri ke kanan : Komisaris PT Hutama Anugrah Propertindo Pingki Elka Pangestu, Direktur Utama PT Hutama Anugrah Propertindo Ferdy Sutrisno, Head of Representative In Indonesia Creed Group Tatsuya Ichinomiya, dan Pengamat Properti Lukas Bong.
Konsep TOL yang jelas terlihat dalam proyek ini adalah pembangunan akses langsung melalui skybridge dari Serpong Garden Apartment ke Stasiun Cisauk. Jarak tempuhnya hanya 25 meter. Fasilitas ini juga sudah terhubung dengan terminal terpadu intermoda yang nantinya akan menjadi pusat dari layanan transportasi Transjakarta dan bis antarkota.
Bagi pemilik kendaraan pribadi, apartemen ini nantinya akan dekat dengan akses tol BSD-Balaraja yang sekarang tengah dibangun. Tol ini akan membuat penghuni memiliki akses ke Bandara Soekarno-Hatta, Pondok Indah, dan TB Simatupang dengan mudah. Diperkirakan, tol ini akan rampung pada 2020.
Kehadiran Creed juga memberikan nuansa Jepang di huniannya. Serpong Garden Apartment menyediakan 25 fasilitas umum, antara lain Yoga Path, sand beach pool, dan recreational lake. Karene terinspirasi dari gaya dan budaya Jepang, di Bellerossa Tower akan dihadirkan Onsen, atau sauna ala Jepang.
Salah satu fasilitas Serpong Garden Apartment adalah adanya danau alami.
Sejauh ini, Serpong Garden Apartment telah meluncurkan dua menara berjumlah 2.000 unit. Semuanya diklaim oleh pengembang telah terserap semua ke pasar dengan nilai penjualan mencapai kurang lebih Rp 800 miliar. Oleh karena itu, Ferdy menjelaskan, menara ketiga akan dibangun pada 2019 dengan total 1.500 unit. Harganya mulai Rp 300 jutaan per unit. Serpong Garden Apartment direncanakan akan melakukan proses serah terima pada pertengahan 2020. Total, akan ada 5 menara yang berdiri di proyek ini.
Interior Serpong Garden Apartment
Properti masih potensial
Pasar properti di Indonesia sendiri masih potensial. Menurut keterangan Direktur Promosi Sektoral Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Imam Soejoedi, pertumbuhan ekonomi yang masih dianggap stabil ini, yaitu sekitar 5,2 persen setiapnya, menjadi faktor sejumlah pihak masih optimis. Masih banyaknya investasi yang masuk, terutama ke bidang properti, membuktikan iklim investasi di Indonesia masih kondusif. Salah satu yang gencar masuk adalah investor dari Jepang.
Foto-foto: dokumen PT Hutama Anugrah Propertindo
Imam menegaskan, realisasi investasi Jepang di sektor properti, antara lain real estat, kawasan industri, dan perkantoran, meningkat signifikan di 2015. Jumlahnya, senilai 520 juta dollar AS, dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya bernilai 71,2 juta dollar AS.
“Realisasi sektor properti ini merupakan sektor terbesar ke-4 yang berasal dari Jepang selama periode 2013 sampai kuartal II/2018. Di atas properti ada sektor transportasi, logam mesin dan elektronik, kelistrikan, gas dan air,” ujarnya. [*/VTO]
