logo Kompas.id
TajaKeunggulan Kopi dengan Cita...

Keunggulan Kopi dengan Cita Rasa Khas dari Amungme, Papua

Salah satu kopi ternama asal Indonesia, yang bahkan beberapa kali dilirik oleh kedai kopi waralaba besar dunia, berasal dari Papua, namanya kopi Amungme Gold.

PT Freeport Indonesia
Artikel ini merupakan kerja sama antara harian Kompas dan PT Freeport Indonesia.
· 6 menit baca

Konsumsi kopi di dunia meningkat cukup tajam, rata-rata 1,7 kilogram per kapita per tahun. Di Indonesia, misalnya, data International Coffee Organization (ICO) mencatat konsumsi kopi Indonesia periode 2016–2017 mencapai 4,6 juta kemasan per 60 kilogram. Ini membuat Indonesia berada di urutan ke-6 negara dengan konsumsi kopi terbesar di dunia, di bawah Rusia.

Bagusnya, bukan hanya sebagai negara dengan tingkat konsumsi kopi tertinggi di dunia, Indonesia juga menjadi salah satu negara penghasil kopi terbesar nomor empat di dunia. Posisi ini setelah Brasil, Vietnam, dan Kolombia. Berdasarkan Kontan.co.id, luas lahan perkebunan kopi Indonesia mencapai 1,24 juta hektar, yang 96 persennya merupakan lahan perkebunan kopi rakyat dan sisanya milik perkebunan swasta dan pemerintah. Dari lahan tersebut, 933 hektar ditanami robusta dan 307 hektar arabika.

Aroma kopi dari timur Indonesia

Salah satu kopi ternama asal Indonesia, yang bahkan beberapa kali dilirik oleh kedai kopi waralaba besar dunia, berasal dari Papua, namanya kopi Amungme Gold. Kopi Amungme Gold dibuat dari varietas khusus kopi arabika yang telah dibudidayakan di dataran tinggi Papua. Tepatnya, di ketinggian 1.400–2.000 meter di Gunung Nemangkawi selama kurang lebih 40 tahun.

https://cdn-assetd.kompas.id/5AJncYnnXm1iO03gEEBiZjKqLes=/1024x576/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F04%2F2204-freeport-taja_6-720x405.jpg

Masyarakat Amungme mengenal bibit kopi ini untuk pertama kalinya pada 1998 atas dukungan Freeport Indonesia melalui program Highland Agriculture Development (HAD) dengan membuka perkebunan kopi di dataran tinggi. Awalnya, bibit kopi dibawa dari sekitar Nabire atau Paniai.

Kopi yang ternama dengan cita rasa khas ini, ditanam di empat lembah yang dihuni masyarakat Amungme di Papua, yaitu Hoeya, Tsinga, Waa/Banti dan Aroanop. Kualitas kopi yang tinggi, salah satunya karena masyarakat Amungme melakukan penanaman kopi secara organik.

Mereka menggunakan cara pemupukan dengan tumbuh-tumbuhan pengikat nitrogen, mulsa organik untuk penutup tanah dan kompos yang terbuat dari sisa-sisa tanaman. Pupuk kimia pestisida dan herbisida tidak digunakan, ini yang membuat kopi amungme gold begitu berharga.

petugas sedang mengemas kopi amungme gold.

Cara penanaman kopi amungme gold menggunakan sistem campuran dan bertingkat (mixed and multi- cropping) agar masyarakat Amungme dapat memenuhi kebutuhan pangan pokok mereka sebelum menanam tanaman semusim (cash crops). Proses budi daya kopi ini didampingi secara teknis dan pembinaan oleh Departemen Community Affairs PT Freeport Indonesia.

Dengan proses budidaya dan lokasi yang tepat, kopi arabika Amungme dapat dipanen 1–2 kali dalam sebulan. Kopi ini dapat hadir dengan kualitas premium dengan adanya kerja keras dari 102 total petani kopi Amungme. Total lahan kopi di tahun 2019 mencapai 27 hektar, dimana 5,6 hektar adalah tanaman produksi, dan sisanya adalah tanaman belum berproduksi.

Meski berada di lokasi yang terbilang sulit dijangkau, kualitas kopi Amungme Gold tetap dapat dipertahankan dengan baik dalam proses pendistribusiannya. Setelah kopi ini panen, langsung dibawa menggunakan helikopter menuju pabrik pengolahan di Timika.

mesin pemroses kopi.

PT Freeport Indonesia (PTFI) menyediakan helikopter untuk proses pengangkutan hasil panen kopi ke tempat prosesing kopi di Timika. Hal ini memberikan efisiensi waktu produksi yang signifikan dalam proses pengolahan biji kopi Amungme. Sebagai gambaran, jika diangkut dengan helikopter, hanya perlu kurang lebih 15 menit waktu perjalanan dari masing-masing desa ke Timika. Jauh memangkas waktu tempuh jika dibandingkan dengan perjalanan tiga sampai empat hari jika berjalan kaki.

Masyarakat berdaya

Data pencapaian budidaya kopi Amungme dari tahun ke tahun menunjukkan tren peningkatan. Pada 2014 hasil panen mencapai 1,3 ton. Jumlah ini meningkat pada 2016 menjadi 3,5 ton dan menjadi 4,2 ton di tahun 2017. Produksi green been melonjak di tahun 2018 mencapai 5,6 ton. Omset yang didapat setiap bulan pun terus meningkat.

pembudidaya kopi mengangkut karung kopi.

Hasil yang didapat ini dikelola oleh sebuah koperasi yang mengelola penghasilan tersebut untuk keperluan produksi dan pembagian keuntungan bagi masing-masing petani. Dengan omset yang telah didapatkan dan langsung ditangani oleh koperasi, petani kopi Amungme Gold dapat terus berkembang dan berpotensi meningkatkan pendapatan bagi para petani kopi.

Pengembangan terus dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi kopi dengan melibatkan masyarakat. Perencanaan pun dikembangkan agar penerima manfaatnya dapat ditingkatkan lebih luas lagi.

Sr Liaison Officer Coffee Plantation Development Hery Aibekob menyatakan bahwa dalam pengembangan selanjutnya, sedang dikaji pembentukan Kelompok Petani Mandiri yang akan dibantu dengan fasilitas pemrosesan kopi termasuk outlet pemasaran di Kota Timika sehingga tercipta akses yang lebih mudah antara produsen dengan konsumen Kopi Amungme Gold.

sedang memasukkan biji kopi ke dalam karung

Tujuannya agar masyarakat asli di sekitar area operasi perusahaan semakin banyak yang menerima manfaat program pengembangan masyarakat dan masyarakat umum sebagai konsumen dapat lebih mudah mendapatkan produk Amungme Gold. Perlahan tapi pasti, tujuan program pengembangan masyarakat dan potensinya dapat terwujud sehingga keberadaan PTFI di Papua dapat semakin memberdayakan masyarakat setempat.

Kemitraan

Data BPS terkini (2018) menyebutkan hampir 70 persen penduduk Papua bekerja di bidang pertanian, yang mana Papua memerlukan terobosan baru di sektor ini. Kopi menjadi salah satu potensi yang dapat dikembangkan menjadi sumber pendapatan baru di Papua, dan memiliki prospek yang baik. Pemerintah daerah pun ikut berkontribusi dalam pengembangan kopi di dataran tinggi. Dinas Perkebunan Provinsi Papua dalam beberapa tahun anggaran ikut mendanai program ini melalui bantuan langsung ke petani membuka lahan. Dinas Kabupatan Mimika juga menyertakan petugas mereka bergabung dengan tim Highland Agriculture Development melakukan penyuluhan petani dan monitoring lapangan.

biji kopi dalam genggaman tangan.

Untuk menjadikan kopi sebagai produk unggulan dari Papua,  perlu keterlibatan pemangku kepentingan dalam mengidentifikasi komoditi unggulan khas Papua, menyusun roadmap dan rencana strategis pengembangan, pemasaran, pembangunan infrastruktur, pendampingan petani, serta rincian action plan dari hulu hingga hilir. Berbagai pihak mulai memberikan perhatian terhadap pengembangan industri kreatif di Papua. Selain Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK), lembaga yang mengelola dana kemitraan Freeport untuk pengembangan masyarakat, gereja juga ikut berperan serta dalam pengembangan potensi kopi dari dataran tinggi Papua. Dengan kemitraan, potensi unggulan produk lokal dapat dikembangkan untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan.

Mulai menjamurnya kedai-kedai kopi di Timika merupakan pertanda baik bagi tumbuh kembangnya industri kreatif di bidang food and beverage di daerah yang dikenal dengan pertambangannya. Hal ini membuat peluang produsen kopi lokal meningkat pula. Kopi Amungme Gold pun semakin banyak peminatnya, baik dari dalam dan luar negeri.

Dan dalam rangka mewadahi berkembangnya industri kreatif di di Papua, PTFI bermitra dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk meluncurkan Rumah Kreatif BUMN di Timika, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua.

Kepala Cabang Timika Sukarno berharap Rumah Kreatif tersebut dapat dimanfaatkan oleh pelaku ekonomi kreatif di Timika sebagai wadah sosialisasi ekonomi kreatif yang ada di Kabubaten Mimika sehingga produk-produk ekonomi kreatif Papua, termasuk Kopi Amungme Gold bisa terekspos ke luar Timika.

Pengembangan Kopi Amungme Gold saat ini sudah tergabung sebagai anggota Asosiasi Kopi Seluruh Indonesia (AKSI).  Kekhasan karakter kopi amungme gold adalah memiliki cita rasa yang khas tanpa rasa yang tertinggal di lidah (aftertaste). Rasanya seimbang, sedikit asam, dan full-bodied dengan diiringi aroma yang sangat khas. [IKLAN/*/ACH]

Foto dokumentasi PT Freeport Indonesia.

Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000