“Soft Skill” Jadi Modal Hadapi Era Industri 4.0
Era industri 4.0 adalah peluang sekaligus tantangan, terlebih bagi mereka yang mulai memasuki dunia kerja dan institusi pendidikan yang membantu kesiapan generasi muda. Universitas Multimedia Nusantara (UMN) merespons ini dengan menerapkan metode pembelajaran yang kolaboratif sekaligus mendorong lulusannya untuk memiliki jiwa yang kompetitif dan antusias terhadap tantangan.
Rektor Universitas Multimedia Nusantara Ninok Leksono mengatakan, generasi muda mesti berupaya lebih keras dan belajar lebih banyak agar memiliki jiwa yang adaptif, inovatif, berorientasi pada pemecahan masalah, sekaligus mampu bekerja dalam tim dengan semangat kolaboratif. Hal itu disampaikan dalam acara Wisuda XIV UMN di Indonesia Convention Center (ICE) BSD, Tangerang, Sabtu (1/12/2018). Sebanyak 866 mahasiswa diluluskan pada seremoni bertemakan adat Minahasa tersebut.
Pada Wisuda XIV ini, UMN juga mengundang Direktur Manajemen Sumber Daya Manusia PT Waskita Karya (Persero) Tbk Hadjar Seti Adji untuk menjadi pembicara dengan tema “Membangun SDM Unggul di Era Industri 4.0”. Hadjar mengatakan, dunia industri bergerak sangat cepat dan saat ini kita menyongsong era industri 4.0, era ketika banyak hal dikerjakan dengan mengandalkan internet of things (IoT) dan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
Hadjar bercerita, pada era sekarang ini, contoh perubahan yang dilakukan PT Waskita Karya adalah dalam hal rekrutmen tenaga kerja dan pelatihan proyek. PT Waskita Karya bekerja sama dengan perusahaan rintisan Agate untuk membuat game untuk rekrutmen. Perusahaan ini juga berkolaborasi dengan Digital Happiness untuk merancang program virtual reality (VR) sebagai pembelajaran untuk membangun proyek jembatan.
Hadjar mengatakan, wisudawan atau mahasiswa perlu mengenal industri 4.0 dan cara beradaptasi dengan era ini. Hadjar mengutip pengusaha China Jack Ma bahwa generasi muda perlu memiliki keterampilan atau soft skills. Hal itu antara lain kemampuan berpikir independen, kreativitas, kerja sama, dan kepedulian pada orang lain. Penguasaan keterampilan seperti seni, musik, melukis, olahraga, juga menjadi penting. Di dalam hal-hal inilah kita selalu punya nilai lebih dibandingkan mesin. Ini bisa diasah secara mandiri maupun difasilitasi kampus.
Bekal keterampilan
UMN percaya, keterampilan juga menjadi bagian yang sangat penting dalam proses belajar-mengajar. Pengembangan keterampilan ini sangat didukung oleh kampus. Begitu lulus pun, para alumni ini bisa cepat beradaptasi dengan dunia kerja. Bahkan, mereka yang diwisuda Sabtu lalu sebagian besar sudah bekerja atau berwirausaha.
Kevin Zaprilan Lovis, misalnya. Lulusan Terbaik Universitas pada Wisuda XIV UMN ini sudah bekerja sebagai Marketing & Communications Officer di Investree, perusahaan rintisan yang bergerak di bidang peer-to-peer lending. Ia mengatakan, fasilitas UMN sangat mendukungnya dalam proses studi.
“Selama saya berkuliah di UMN, pengembangan tidak hanya berfokus pada pengembangan hard skill, tetapi juga soft skill. Untuk pengembangan soft skill-nya sendiri, saya lebih banyak bergerak di organisasi. Saya aktif di I’M KOM. Di sini, saya belajar banyak tentang dunia industri. Jadi, yang sudah saya jalani selama berkuliah di sini, pengalaman itu menjadi sangat berguna ketika saya bekerja sekarang. Yang membuat saya senang berkuliah di sini, tenaga pengajarnya juga langsung diterjunkan dari industri. Jadi, tidak hanya teori. Itu jadi bekal yang sangat berguna,” ujar Kevin.
Selain itu, ada Jennifer Handali, lulusan prodi Desain Komunikasi Visual (DKV) UMN yang lulus dengan predikat Cendekia Oetama. Ia terpilih bukan hanya karena prestasinya di bidang akademis, tetapi juga kontribusinya secara aktif dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Paduan Suara UMN Ultima Sonora yang memenangi kompetisi berskala nasional dan internasional serta keikutsertaannya dalam komunitas sosial berbasis kreativitas, Social Designee, yang diinkubasi di tech incubator UMN Skystar Ventures.
Hal-hal tersebut menunjukkan komitmen UMN untuk turut membekali mahasiswa dengan pengembangan keterampilan atau soft skills, yang meliputi kompetensi memecahkan masalah, beradaptasi, berkolaborasi, kepemimpinan, serta kreativitas dan inovasi. Dengan begitu, para lulusan akan memiliki daya saing dan daya juang yang lebih dalam memasuki era industri 4.0. [NOV]