logo Kompas.id
TajaTrauma Ortopedi Harus Segera...

Trauma Ortopedi Harus Segera Ditangani dengan Tepat

Siloam Hospitals
Artikel ini merupakan kerja sama antara harian Kompas dan Siloam Hospitals.
· 4 menit baca

Trauma ortopedi adalah cedera yang mengenai tulang, otot, ligamen, atau tendon. Penyebabnya bisa karena benturan secara langsung seperti kecelakaan, cedera olahraga, terpeleset, atau jatuh saat bermain. Berhati-hatilah, kesalahan menangani cedera ortopedi bisa mengakibatkan risiko yang lebih fatal. Namun, jika ditangani dengan cepat dan tepat, cedera ortopedi bisa pulih.

Hal tersebut disampaikan dr Peterson S SpOT. Lebih lanjut dr Peterson menjelaskan, umumnya jenis trauma ortopedi dapat dibagi menjadi tiga golongan berdasarkan pada bagian tubuh yang mengalami cedera yaitu cedera ekstremitas atas, seperti patah tulang, pergelangan tangan, lengan, atau tulang rusuk.

Yang kedua adalah cedera ekstremitas bawah, seperti patah pergelangan kaki, panggul, atau tungkai kaki, dan yang terakhir adalah cedera jaringan lunak yang memengaruhi otot, tendon, dan ligamen.

Di Indonesia, lanjut dr Peterson, jenis cedera ortopedi yang sering ditemui, yaitu patah tulang yang disebabkan karena osteoporosis dan kecelakaan lalu lintas. Pada orang yang mengalami osteoporosis, kasus patah tulang dapat mudah terjadi hanya karena jatuh ringan atau terpeleset.

Hal ini dikarenakan kondisi tulang yang rapuh akibat kepadatan mineral tulang menurun. Pada penderita osteoporosis, kasus patah tulang yang biasa terjadi adalah patah tulang belakang, patah tulang panggul dan patah tulang pergelangan tangan.

Ia melanjutkan, untuk kasus trauma seperti kecelakaan lalu lintas, biasanya terjadi dengan gaya bentur yang keras. “Untuk pertolongan pertama, sebaiknya pastikan dulu jalan napas korban aman. Jika sudah dipastikan korban bisa bernapas dengan baik dan bila ia sadar, tanyakan apakah ada keluhan di bagian tertentu, seperti leher, tangan, dan kaki. Lalu, pastikan bagian tersebut tetap stabil,” ungkap Peterson.

Gejala

Trauma atau cedera ortopedi bisa menunjukkan beberapa gejala, tergantung bagian tubuh yang mengalaminya. Gejala paling sering adalah terjadinya pembengkakan, nyeri, perdarahan, memar yang luas, kebas, hingga kesemutan jika ada saraf yang turut mengalami cedera.

dr Peterson mengatakan, keluhan pasien ketika mengalami cedera ortopedi biasanya berupa rasa nyeri. Semakin parah cederanya, makin kuat pula rasa nyeri yang muncul. Contohnya, cedera saat berolahraga seperti patah tulang akan terasa sangat nyeri dibandingkan cedera otot. Ketika mengalami cedera tersebut, sebaiknya pasien segera mendapat penanganan yang tepat oleh tenaga medis.

Lalu, berapa lama rata-rata penanganan cedera ortopedi? dr Peterson menjelaskan, jika cedera terjadi di jaringan lunak, seperti otot, tendon, atau ligamen biasanya membutuhkan waktu minimal tiga minggu. Namun, jika cedera terjadi di bagian tulang, memungkinkan dilakukan pembedahan atau operasi. Pemulihan bisa memakan waktu setidaknya enam minggu untuk orang dewasa tergantung jenis trauma dan teknik pembedahan yang dilakukan. Setelah itu, pasien perlu melakukan rehabilitasi hingga bisa beraktivitas normal.

Teknik pembedahan

Trauma ortopedi bisa diatasi dengan menggunakan teknik pembedahan dan non-pembedahan untuk menindak tulang dan jaringan lunak yang terpengaruh. Salah satu teknik dengan pembedahan, yaitu pembedahan minimal invasif.

Dibandingkan teknik pembedahan konvensional, teknik ini lebih baik karena dilakukan dengan sayatan yang lebih kecil sehingga risiko infeksi kecil, secara kosmetik lebih baik, dan rehabilitasi lebih cepat.

Untuk jenis patah tulang tertentu yang melibatkan sendi di mana tulang tersebut sulit untuk dipertahankan, dibutuhkan tindakan pembedahan dengan cara penggantian tulang tersebut dengan yang buatan (arthroplasty). Salah satu rumah sakit yang memiliki metode ini, yaitu Siloam Hospitals Bogor.

Executive Director Siloam Hospitals Bogor Liediawaty Shahaan mengungkapkan, penanganan trauma itu harus dilakukan secara cepat. Hal ini yang ditekankan di semua fasilitas emergency atau gawat darurat di Siloam. Liedyawaty memastikan bahwa Siloam Hospitals Bogor siap menangani keadaan trauma dan penyakit gangguan tulang lainnya. “Kami memiliki dokter spesialis dan fasilitas penunjang yang lengkap,” ujar Liedyawaty.

“Siloam Hospitals Bogor menyediakan fasilitas yang memang dibutuhkan masyarakat kota Bogor. Layanan unggulan kami, yaitu Instalasi Gawat Darurat (IGD) 24 jam, cardiovaskular, neuroscience, dan kanker. Tersedia fasilitas lengkap mulai dari X-ray, panoramic, mamografi, USG, CT scan, hingga MRI. Kini orang Bogor tak perlu ke luar dari Bogor untuk berobat,” tutup Liediawaty.

Berlokasi di Jalan Raya Pajajaran atau tepat di depan Kebun Raya Bogor, Siloam Hospitals Bogor difasilitasi 266 kamar dengan teknologi lengkap, termasuk 1,5 Tesla MRI, 128 Slice CT Scan, dan Cath Lab. Layanan IGD 24 jam didukung tim medis profesional berpengalaman. Sebagai salah satu rumah sakit terlengkap di Bogor, Rumah Sakit Siloam berkomitmen menyediakan layanan kesehatan mulai dari yang sederhana hingga kompleks. [INO]

Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 23 April 2018

Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000