logo Kompas.id
TajaWisata Olahraga Membawa Nikmat

Wisata Olahraga Membawa Nikmat

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Bank Jateng
Artikel ini merupakan kerja sama antara harian Kompas dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Bank Jateng.
· 6 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/TDkRmPK69hdSpyyrDwgCHJer0uw=/1024x576/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2017%2F10%2F1510-WEEKEND-WISATA-1_TAJA-720x405.jpg
Kompas

Kompas/Raditya Mahendra Yasa

World Travel & Tourism Council mencatat, sektor wisata dan olahraga tumbuh 4 persen per tahun. Sektor ini juga menyumbang 9,5 persen PDB dunia atau sebesar 7 triliun dolar Amerika.

Abad ke-21 mencatat dua fenomena besar yang mampu menggerakkan jutaan manusia di seluruh dunia, yakni olahraga dan wisata. Keduanya sama-sama bertujuan menciptakan relasi antarmanusia dari belahan dunia dan budaya yang berbeda sehingga tercipta toleransi. Keduanya juga mempromosikan terciptanya perdamaian dunia. Bersama-sama, pariwisata dan olahraga memiliki kekuatan pendorong ekonomi paling kuat di masyarakat dengan diversifikasi dampak ekonomi yang tinggi.

Konsep wisata dan olahraga diresmikan sebagai kekuatan untuk menciptakan perdamaian dunia pada 2001 oleh sekretaris jenderal World of Tourism Organization (UNWTO) dan presiden International Olympic Committee. Ibarat peluru, peresmian itu menjadi momentum bagi sektor wisata olahraga melaju pesat dalam skema industri pariwisata global. Kini, wisata olahraga tidak lagi bisa dikatakan sebagai sektor dengan pasar terbatas.

https://cdn-assetd.kompas.id/oyrSWvYSog-Uc5b8TRmT9cd927E=/1024x576/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2017%2F10%2F1510-WEEKEND-WISATA-2_TAJA-720x405.jpg
Kompas

Kompas/Ferganata Indra Riatmoko

Laporan The Travel & Tourism Competitiveness Report 2015 untuk World Economic Forum menyebutkan jumlah wisatawan internasional untuk sektor wisata olahraga ini mencapai rekor pada 2014 dengan mencatat jumlah 1,14 juta orang. Bertambah 51 juta wisatawan dibandingkan 2013.

Dikatakan, pertumbuhan wisata olahraga ini pun memiliki peranan penting dalam penciptaan lapangan pekerjaan dengan menghasilkan 266 juta pekerjaan, baik langsung maupun tidak langsung. Artinya, industri ini berkontribusi pada 1 dari 11 pekerjaan yang ada di dunia ini.

Serapan dalam negeri

Ada beragam jenis wisata olahraga yang bisa ditemui. Seiring dengan gaya hidup masyarakat urban yang makin sadar kesehatan, olahraga lari kini termasuk yang banyak dilirik. Jika dulu hanya atlet yang sudi melakukan lari jarak 42,195 kilometer, kini orang dari berbagai profesi melakoninya. Rela menyisihkan waktu di antara kesibukan bekerja sebagai karyawan dan berlatih keras demi mengikuti sebuah kompetisi.

“Tujuan utamanya bukan mencetak rekor angka atau waktu, yang penting sampai di garis finis. Karena lari bagi saya menjadi proses kontemplasi. Maraton butuh persiapan latihan minimal 3 bulan dengan dedikasi dan komitmen tinggi. Plus, menjalankan latihan long run itu butuh mindset gue bisa. Kalau tidak, latihan long run-nya enggak akan selesai. Lari maraton buat saya pun menjadi bukti bahwa saya bisa melakukan apapun. Saat berlari itu menjadi semacam me time antara saya dan Tuhan, mensyukuri semua yang sudah diberikan oleh-Nya,” ujar Sisca Baroto (38) yang mulai jatuh cinta pada dunia lari sejak 2014 dan tengah bersiap mengikuti Tokyo Marathon tahun depan.

https://cdn-assetd.kompas.id/K4MNFZM8u9bRBWz5xw_7vhOeboc=/1024x576/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2017%2F10%2F1510-WEEKEND-WISATA-4_TAJA-720x405.jpg
Kompas

Kompas/Raditya Mahendra Yasa

Di antara kaum pelari, maraton menjadi ajang yang dirindukan. Beruntung, Indonesia kini juga tengah gandrung menghadirkan beragam ajang maraton. Jakarta, Bogor, Yogyakarta, Bali, Bandung, dan Toraja adalah beberapa kota yang telah menyelenggarakan ajang lomba lari peninggalan Pheiddipides pada 490 SM ini. Bukan hanya fokus pada garis finis, pelari juga diajak menikmati panorama alam dan melihat kehidupan tradisi di sekitarnya.

Mengikuti kesuksesan ajang lomba maraton lainnya di dunia seperti Tokyo Marathon, Boston Marathon, dan London Marathon, pesertanya datang dari berbagai kalangan, baik luar maupun dalam negeri. Dampaknya, devisa negara meningkat. Di sisi lain, ajang wisata olahraga semacam ini juga menjadi sebentuk promosi untuk semakin mengangkat citra dan popularitas sebuah destinasi.

Lomba lari tahunan ini pun digadang-gadang menjadi ikon wisata baru. Diharapkan, wisata olahraga ini pun mampu menghidupkan denyut ekonomi wilayah setempat. Sebagai gambaran, seperti yang dituliskan Harian Kompas, 15 Agustus 2017, data dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor saat dilaksanakan Bogor Sundown Marathon, 9 Juli lalu. Jumlah wisatawan ke kota itu meningkat hingga 5.875 orang. Tingkat okupansi hotel mencapai 79,5 persen atau naik 27 persen berdasarkan data 66 hotel di Kota Bogor.

https://cdn-assetd.kompas.id/zvaZy6yGANQ7sOJWqb06rEuJv_s=/1024x576/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2017%2F10%2F1510-WEEKEND-WISATA-3_TAJA-720x405.jpg
Kompas

Kompas/Ferganata Indra Riatmoko

Provinsi Jawa Tengah termasuk yang menargetkannya sebagai ikon wisata. Candi Borobudur, sang ikon pariwisata Indonesia, menjadi salah satu penggerak, di antaranya dengan menggelar ajang tahunan Borobudur Marathon. Situs warisan budaya yang dilindungi UNESCO ini telah lama menjadi magnet dunia pariwisata. Kementrian Pariwisata pun menargetkan 2 juta wisatawan asing datang ke Candi Budha terbesar di dunia ini pada 2019.

Berlomba sambil wisata, bukan hanya memberi tubuh yang sehat, jiwa juga sejenak rehat. Dari keriuhan rutinitas hidup dan ingar bingar kehidupan kota. Sejatinya setiap perjalanan membawa nikmat, bagi jiwa, raga, dan pikiran sehingga keseimbangan hidup kembali terjaga. [ADT]

Jadwal Acara Candi Borobudur

  • Prambanan-Borobudur Goo Wes Bike Tour, 28 Oktober 2017
  • Borobudur Music Performance, 28 Oktober 2017
  • Borobudur Marathon, 19 November 2017
  • Borobudur International 10K, 26 November 2017
  • Borobudur Nite, 31 Desember 2017

*Sumber http://borobudurpark.com/event/

Tips dan Trik sebelum Mengikuti Lari Maraton

Lari maraton menjadi gaya hidup yang sedang naik daun. Tak heran jika banyak penyelenggara yang menggelar event olahraga ini. Salah satunya, Bank Jateng Borobudur Marathon (BJBM) Run 2017 yang digelar 19 November 2017. Untuk meraih hasil maksimal saat maraton, ada beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan.

Coach dan pemerhati olahraga lari Andri Yanto yang menjadi pembicara dalam acara Tip n Trik Persiapan Menghadapi Maraton 18 Hari Jelang BJBM menyebutkan bahwa maraton merupakan lomba daya tahan.

Sebelum lari maraton, Andri menyarankan pelari menyiapkan diri terlebih dahulu. Salah satunya dengan latihan. Namun, Andri mengingatkan, porsi latihan setiap orang itu berbeda-beda. Apalagi bagi mereka yang bukan pelari profesional atau disebut juga pelari kantoran.

“Orang yang sering bekerja sembari berdiri, misalnya sering presentasi tentu tak bisa diberikan menu latihan yang terlalu berat. Oleh sebab itu, orang yang mau latihan dengan saya pasti interview dulu. Bahkan, kalau perempuan, saya tanya mens-nya kapan,” ujar Andri.

Andri juga menyarankan kepada pelari untuk menyiapkan waktu antara 3 hingga 5 bulan sebelum event. Untuk persiapan maraton, jarak standar minimal yaitu 50–60 kilometer per minggu.

https://cdn-assetd.kompas.id/LwfOLTwt_-6yKalq_df5lTPvutI=/1024x576/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2017%2F10%2F1510-WEEKEND-WISATA-5_TAJA-720x405.jpg
Kompas

Iklan Kompas/Ino Julianto

Hal lain yang perlu diperhatikan yaitu pencanangan target. Menurut Andri, pelari kantoran sebaiknya jangan menetapkan target di depan. Pasalnya, target sulit tercapai jika latihannya tidak mendukung.

Andri juga mengingatkan kepada pelari untuk disiplin dalam asupan makanan dan waktu istirahat. “Pelari yang sukses itu selain butuh latihan juga perlu disiplin makan sehat dan tidur yang cukup. Memang ada pelari yang tidurnya kurang tapi bisa finis cepat. Namun, mereka bisa lebih cepat lari jika tidurnya cukup. Standar tidur atlet itu 10 jam, untuk kita, cukup 7–8 jam,” tambah Andri.

Pembicara lainnya Eduardus Nabunome juga memberikan tips dan trik kepada pelari sebelum mengikuti maraton. Sebagai informasi, Eduardus merupakan coach dan atlet pelari legendaris pemegang rekor nasional lari nasional pada 1993 dengan catatan waktu 2 jam, 19 detik, 18 detik. Rekornya hingga kini belum terpecahkan.

“Saya tidak pernah berlari menggunakan kaki, tetapi menggunakan otak,” begitu pernyataan dari Eduardus. Pertama kali mengikuti lari maraton, Eduardus mengaku tak sampai garis finis. Bahkan, dia kelelahan dan terjatuh di saat mencapai 39 kilometer. Dari hal tersebut, dia belajar bahwa lari tak boleh menggunakan kaki, tetapi otak.

Kepada pelari kantoran yang ingin mengikuti lari maraton, Eduardus menyarankan untuk melakukan persiapan umum terlebih dulu. Selain itu, jika ingin berlari sebaiknya memilih sepatu dengan bahan sol yang tebal. Hal ini untuk menghindari benturan keras. Dia juga menyarankan untuk sedapat mungkin tetap berlari pelan dibandingkan berjalan saat kelelahan mengikuti maraton.

Saat berlari maraton, daya tahan tubuh memang benar-benar diuji. Andri menuturkan, ada riset yang menyebutkan bahwa maraton berpotensi merusak ginjal. Maksud riset tersebut adalah saat berlari maraton, ginjal memang mengalami gangguan, tetapi akan kembali normal setelah dua minggu. Oleh sebab itu, banyak pelari dunia melakukan istirahat selama dua minggu setelah lomba lari maraton.

Sementara itu, salah satu community partner BJBM 2017, yaitu Komunitas lari KG Pelari[an] yang berangggotakan karyawan lintas unit Kelompok Kompas Gramedia mengajak para penggemar dan pegiat olah raga lari untuk bergabung pada Road to BJBM 2017. Acara ini akan berlangsung Minggu, 15 Oktober 2017, di Sudirman, Jakarta. Peserta bisa mendaftar langsung di lokasi mulai pukul 5.30 WIB. Tersedia 50 jersey eksklusif #ReadyForBJBM untuk lima puluh pendaftar pertama. Peserta juga mendapatkan kesempatan memenangkan door price 2 slot lari di Bank Jateng Borobudur Marathon 2017. [INO]

Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000