Gangguan Kecemasan pada Kehamilan
Setelah dua tahun menikah, akhirnya dokter memberi tahu bahwa istri saya hamil. Kabar ini merupakan kabar yang kami nantikan. Istri saya sudah berumur 32 tahun, sedangkan saya 38 tahun. Saya bekerja, istri saya juga semula bekerja, tetapi setahun ini mengurus rumah saja. Kami tinggal bersama kedua orangtua istri dan seorang pembantu.
Selama hamil, saya perhatikan istri saya mengalami perubahan. Jika semula dia kelihatan gembira dan rajin membaca artikel kesehatan tentang kehamilan dan cara membesarkan bayi, sekarang dia lebih banyak diam, bicara seperlunya saja. Kalau ditanya, dia menjawab pendek saja. Dalam melakukan sesuatu, dia menjadi lamban dan kurang mampu memutuskan sendiri. Misalnya untuk menu makan malam, dia beberapa kali menelepon kepada saya memastikan apa makanan yang saya inginkan.
Selama ini dia mengurus keuangan rumah tangga, tetapi sekarang sering lupa dan salah. Pada awal perkawinan kami, memang istri saya pernah mengalami keadaan serupa, terutama ketika saya harus berganti pekerjaan. Saya bekerja penghasilan yang tidak tetap. Pada waktu itu, kami berkonsultasi dengan dokter dan dokter mengatakan, dia terkena depresi. Sekitar 3 bulan dalam bimbingan dokter, dia membaik.
Sekarang dia hamil 4 bulan. Berat badannya tidak meningkat seperti yang diharapkan. Nafsu makannya kurang baik. Dia sering mengeluh dan merasa khawatir. Berulang kali dia menanyakan pendapat saya bagaimana jika bayinya nanti tidak tumbuh sempurna. Saya katakan kita harus berusaha mengikuti nasihat dokter dan setelah itu berdoa dan berserah diri kepada Yang Kuasa.
Belakangan ini, dia juga sukar tidur dan lebih banyak melamun. Saya terkejut ketika dia meminta pendapat saya apakah tidak sebaiknya kehamilannya digugurkan saja karena dia takut punya anak cacat. Padahal, seminggu sebelumnya, dokter melakukan ultrasonografi dan hasilnya pertumbuhan bayi baik. Saya mulai khawatir dan berniat berkonsultasi kembali dengan dokter spesialis jiwa yang pernah mengobatinya.
Apakah kecemasan dapat terjadi karena kehamilan? Jika saya berkonsultasi dengan dokter spesialis kesehatan jiwa, apakah obat-obat yang harus diminumnya tidak mengganggu kehamilan, termasuk pertumbuhan bayi? Apakah kecemasan pada kehamilan hanya terjadi selama kehamilan atau juga dapat terus berlanjut setelah kehamilan? Apakah keadaan ibu yang depresi dapat memengaruhi tumbuh kembang bayi nantinya? Maaf saya bertanya banyak karena ini adalah kehamilan pertama istri saya, kami belum punya pengalaman. Terima kasih atas penjelasan dokter.
M di J
Saya bukan dokter spesialis kesehatan jiwa, saya hanya dapat menjawab pertanyaan Anda secara sederhana. Jawaban yang lebih rumit nanti akan diberikan dokter yang menangani istri Anda. Kehamilan sering dinantikan pasangan yang sudah menikah seperti halnya dengan Anda dan istri. Saya dapat membayangkan kegembiraan Anda berdua mengetahui bahwa istri Anda hamil setelah dua tahun menikah. Apalagi usia Anda dan istri telah melampaui 30 tahun.
Rasa cemas yang dialami istri Anda sebenarnya juga terjadi pada ibu lain yang mengalami kehamilan, tetapi biasanya rasa bahagia melebihi rasa cemas. Menurut kepustakaan, sekitar 10 persen ibu hamil mengalami kecemasan yang disebabkan berbagai faktor. Biasanya kecemasan menyangkut kecemasan terhadap diri sendiri karena kehamilan akan mengubah fisiologi tubuh sang ibu. Perempuan hamil mungkin akan mengalami rasa mual dan muntah pada permulaan kehamilan, sering berkemih, dan tubuh menjadi lebih gemuk.
Kecemasan juga menyangkut pertumbuhan bayinya, apakah akan tumbuh sempurna atau mengalami kecacatan atau abortus. Istri Anda pernah mengalami depresi, mungkin keadaan ini juga memudahkan terjadinya kecemasan. Kecemasan yang sementara dan tak berlebihan tentulah merupakan hal yang biasa, tetapi seperti Anda sampaikan kecemasan pada istri Anda tampaknya berkepanjangan. Saya mendukung niat Anda berkonsultasi kembali dengan dokter spesialis jiwa yang pernah menanganinya. Sebagai suami, Anda mempunyai sikap pengertian dan berusaha mendukung istri Anda. Sudah tentu sikap Anda amat berarti bagi istri Anda. Namun, jika dia masih merasa cemas, dia membutuhkan dukungan seorang profesional.
Pada tahap permulaan kehamilan memang diusahakan agar perempuan hamil tak minum obat yang tak perlu. Ini untuk mencegah agar tidak timbul gangguan pada pertumbuhan janin. Namun, tak semua obat mengganggu pertumbuhan janin. Kalangan kedokteran telah melakukan klasifikasi pengaruh obat terhadap kehamilan.
Cukup banyak obat yang aman dipakai selama hamil, tetapi juga ada obat yang harus dipakai dengan hati-hati, bahkan ada obat yang tidak boleh digunakan selama hamil. Dokter akan mempertimbangkan manfaat dan efek samping yang mungkin timbul. Dengan kata lain, dokter akan hati-hati menggunakan obat selama kehamilan. Jika perlu, digunakan dan dipilih obat yang paling aman untuk kehamilan.
Pemahaman mengenai kesehatan reproduksi, kehamilan, dan persalinan biasanya akan membuat perempuan hamil dapat menerima kehamilan dan persalinan secara wajar. Namun, rasa cemas dapat terjadi dan juga dapat berbeda antara seorang ibu hamil dan ibu lainnya. Apalagi bagi istri Anda, ini merupakan kehamilan pertamanya.
Komunikasi yang baik antara dokter dan istri Anda akan banyak membantu mengurangi kecemasan istri Anda. Jika dirasa ada indikasi, mungkin akan diberi obat dan sekali lagi sudah tentu mempertimbangkan keadaan istri Anda yang sedang hamil. Perhatian dari suami, keluarga, dan teman-teman juga merupakan dukungan untuk mengatasi kecemasan. Apakah kecemasan akan dapat diatasi dalam waktu pendek atau akan berlanjut sampai pasca-melahirkan bergantung pada tingkat kecemasan istri Anda.
Jika kecemasannya sederhana dan faktor penyebabnya dapat diatasi, tentu kecemasan akan dapat diatasi dalam waktu yang relatif singkat. Namun, jika kecemasan disebabkan oleh hal yang cukup kompleks, tentu perlu waktu untuk mengatasinya.
Selain kecemasan selama kehamilan, sering juga terjadi kecemasan setelah melahirkan. Persalinan berjalan dengan selamat. Bayi yang dilahirkan dalam keadaan baik, tetapi ibu kemudian mengalami kecemasan. Faktor penyebab juga banyak di antaranya pengalaman ibu selama kehamilan dan persalinan, faktor kepribadian ibu, serta juga interaksi dalam keluarga. Jika cepat diatasi dengan baik sehingga ibu dapat berfungsi sebagai mana mestinya, kemungkinan kecemasan ibu memengaruhi tumbuh kembang anak dapat dicegah.
Dewasa ini dokter menganjurkan remaja agar merencananakan perkawinan, kehamilan, dan persalinan dengan baik. Generasi yang berencana ini diharapkan dapat membina rumah tangga yang harmonis, sehat, dan bahagia. Dari rumah tangga ini, diharapkan lahir anak yang akan mengalami tumbuh kembang secara baik sehingga anak tersebut akan menjadi harapan orangtua, masyarakat, dan bangsanya.
Nah, saya berharap kecemasan istri Anda dapat diatasi dengan baik, begitu pula kehamilannya berjalan baik serta persalinan berjalan dengan lancar dan aman. Semoga anak yang dilahirkan dalam keadaan sehat. Anak Anda akan tumbuh dan berkembang secara optimal dan anak Anda menjadi kebanggaan keluarga.