Beta
Kata ’beta’ sering menjadi bahan diskusi bagi mereka yang suka bertransaksi saham di bursa saham. Apakah beta tersebut? Apakah berbentuk angka dan apa pula artinya? Bagaimana menghitung beta tersebut serta bagaimana menggunakannya?
Dalam berbagai buku teks keuangan atau investasi bawa beta menyatakan risiko sebuah saham yang telah dikaitkan dengan fluktuasi pasar saham. Sementara ada risiko saham yang tidak dikaitkan dengan fluktuasi pasar, tetapi menyatakan risiko total dengan simbol sigma. Adapun penjelasan atas beta ini, yaitu ukuran atau perubahan pergerakan harga saham dikaitkan dengan pergerakan atau perubahan pasar.
Jika pemilik dana mendapatkan informasi dari analis pasar modal bahwa saham XYZ mempunyai nilai beta sebesar 1,2, angka ini menyatakan bahwa saham XYZ akan mengalami kenaikan (penurunan) sebesar 1,2 persen bila pasar naik (turun) 1 persen. Ada juga yang menyebutkannya bahwa saham XYZ 20 persen lebih tinggi dari kenaikan (penurunan) pasar. Angka beta ini besarannya sangat bervariasi.
Jika beta senilai satu, kenaikan atau penurunan saham tersebut sesuai dengan kenaikan atau penurunan pasar. Jika beta bernilai di bawah satu, fluktuasi harga saham tersebut lebih rendah dari fluktuasi pasar. Misalkan, beta senilai 0,6 menyatakan bila pasar naik (turun) 1 persen, saham tersebut akan naik (turun) sebesar 0,6 persen atau pasar 40 persen lebih baik dari saham tersebut. Oleh karena itu, para pemain pasar saham akan lebih suka memegang saham yang memiliki beta di atas satu ketika pasar sedang mengalami kenaikan. Ketika pasar mengalami penurunan, lebih baik memegang saham yang memiliki beta di bawah satu. Berbagai buku teks juga menyebutkan bahwa saham yang betanya di atas satu disebut saham yang memiliki risiko tinggi (high risk stocks), sementara saham yang memiliki beta di bawah satu disebut saham yang masuk kelompok berisiko rendah (low risk stock) atau juga disebut defence stocks.
Sebuah saham kemungkinan besar mempunyai beta negatif atau bernilai di bawah nol. Saham yang memiliki beta negatif merupakan saham yang berlawanan dengan pasar. Ketika pasar mengalami penurunan saham tersebut mengalami kenaikan dan juga sebaliknya saham mengalami penurunan ketika pasarnya mengalami kenaikan. Artinya, ketika semua pasar saham turun, sahamnya mengalami naik dan sebaliknya.
Ada lagi saham yang tidak bisa disebutkan betanya karena saham ini terus mengalami kenaikan walaupun pasar naik atau turun. Salah satu jenis saham yang masuk kelompok ini yaitu saham farmasi (obat-obatan).
Menghitung beta saham
Adapun cara menghitung beta saham, pemilik dana harus mempunyai dua ukuran yang harus dipenuhi. Pertama, pemilik dana harus mendapatkan ukuran hubungan saham dengan pasar yang dikenal dengan covariance. Jika pemilik dana tidak bisa mendapatkan nilai covariance ini, pemilik dana tidak akan bisa menghitung nilai beta saham.
Kedua, variance pasar, yaitu besaran simpangan indeks gabungan dari nilai rata-ratanya. Pasar saham digambarkan dari indeks saham dari pasar saham yang bersangkutan. Jika kedua data sudah didapatkan, penghitungan beta dapat dilakukan, yaitu hasil bagi covariance dengan variance pasar. Untuk menghitung beta ini, pemilik dana membutuhkan data yang panjang, umumnya paling sedikit duta tahun data. Sebaiknya menggunakan data bulanan bukan data harian supaya terlihat kestabilan hasil atau sering disebut tidak terjadi noise. Pemain pasar juga bisa meminta angka beta setiap saham kepada analis saham di mana pemilik dana melakukan transaksi order beli dan jual saham. Umumnya, mereka akan membantu pemilik dana untuk mendapatkannya serta menjelaskannya.
Para pemilik dana yang sudah terbiasa melakukan transaksi di bursa saham kelihatannya tidak membutuhkan nilai beta ini. Sebenarnya, mereka membutuhkannya, tetapi karena sudah pernah mendapatkan sebelumnya sehingga tidak perlu bertanya setiap hari. Beta saham diharapkan stabil, terutama ketika pemilik dana telah pernah menghitung dengan menggunakan data dari mulai saham tersebut diperdagangkan di bursa sampai dengan periode didapatkan. Boleh dikatakan didapatkan data yang sangat panjang untuk penghitungan beta tersebut. Oleh karena itu, jangan pernah menghitung beta hanya menggunakan data yang sangat pendek.
Apabila pemilik dana mempunyai data beta dan bagaimana penggunaannya menjadi salah satu persoalan tersendiri. Adapun pasar itu dapat kita perhatikan atau dikelompokkan ke dalam tiga situasi, yaitu situasi mengalami kenaikan (bull market), situasi penurunan (bearish market), dan situasi tidak naik atau turun (sideways). Beta ini dapat dipergunakan oleh pemilik dalam mengubah saham untuk mendapatkan keuntungan.
Jika pemilik dana melihat pasar akan ke situasi bull market, pemilik dana mencari saham untuk dipegang, yaitu saham-saham yang memiliki beta di atas satu. Pencarian dan pembelian saham yang memiliki beta di atas satu ketika pasar belum pada situasi meningkat.
Ketika situasi pasar sedang naik (bullish) dan ada kelihatan pasar akan mengalami penurunan, pemilik dana mengubah saham yang dipegangnya menjadi saham-saham yang mempunyai beta di bawah satu. Artinya, tindakan yang dilakukan harus sebelum kejadian situasi pasar tersebut terjadi perubahan posisi portofolio saham dilakukan. Namun, ketika pasar sedang sideways, pemilik dana sebaiknya memegang saham yang mempunyai beta sebesar satu.
Tindakan bertransaksi saham seperti yang diuraikan umumnya dilakukan oleh pedagang. Terlepas dari penggunaan untuk melakukan transaksi saham, Beta ini sangat sering dipergunakan dalam menghitung nilai fundamental atau nilai intrinsik sebuah saham. Bagi manajer keuangan atau direktur keuangan perusahaan, beta ini dipergunakan untuk menghitung biaya modal (weighted average cost of capital) perusahaan.