Anak saya laki-laki berumur 15 tahun, kelas tiga sekolah menengah pertama. Dua minggu yang lalu dia merasa mual dan lemah. Badannya sedikit hangat. Karena sudah dekat ujian, dia memaksa untuk tetap sekolah. Namun, baru setengah hari dia sudah pulang karena gurunya menganjurkan untuk pulang dan berobat. Sekitar 10 hari yang lalu, teman sekelasnya menderita hepatitis A dan dirawat di rumah sakit. Ibu guru curiga anak saya juga menderita hepatitis A karena gejalanya hampir serupa.
Saya mengajak anak ke dokter dan dia harus menjalani pemeriksaan laboratorium juga ultrasonografi perut. Ternyata anak saya terinfeksi hepatitis A akut. Menurut dokter, fungsi hatinya, yaitu SGOT dan SGPT, amat tinggi. Begitu pula bilirubinnya tinggi. Memang dia juga mengeluh air seninya kemerahan. Anak saya dirawat di rumah sakit karena lemah dan tidak nafsu makan. Dia mendapat infus dan, menurut dokter, biasanya penyembuhan hepatitis A akut baik. Saya sebagai ibu tentu amat khawatir apalagi anak saya akan menghadapi ujian nasional pada bulan Mei.
Saya menduga anak saya tertular hepatitis A karena makanan atau minuman. Kami di rumah sudah menjaga agar semua minuman dan makanan dimasak dengan baik. Namun, anak saya senang jajan baik di sekolah maupun di luar sekolah jadi risiko dia tertular hepatitis A ada. Mengingat penjual jajanan baik di sekolah maupun di luar sekolah cukup banyak, saya ingin menanyakan apakah ada pengawasan kebersihan makanan dari instansi yang berwenang, seperti Badan POM atau Dinas Kesehatan? Saya juga ingat dulu ada wabah hepatitis A di suatu kampus yang menunjukkan bahwa hepatitis A memerlukan pencegahan yang serius. Bagaimana cara mencegah hepatitis A? Apakah dapat diimunisasi, seperti hepatitis B?
Mengenai makanan dan minuman sebagai penularan hepatitis A, apakah penjual makanan dan minuman diwajibkan mendapat pelatihan agar tidak terjadi penularan penyakit melalui makanan? Saya masih melihat beberapa penjual makanan memegang makanan dengan tangan tanpa sarung tangan padahal tangannya sebelumnya memegang berbagai barang. Apakah Dinas Kesehatan telah melakukan pembinaan terhadap pedagang makanan dan minuman ini mengingat jumlah pedagang makanan dan minuman di kota besar amatlah banyak? Kita perlu melindungi remaja kita dari penularan penyakit melalui makanan dan minuman. Meski hepatitis A dapat sembuh, anak saya akan ketinggalan pelajaran dalam menghadapi ujian nasional karena sekarang dalam masa pelatihan mendalami materi ujian. Terima kasih atas penjelasan dokter.
B di B
Penularan penyakit dapat terjadi melalui makanan dan minuman, seperti diare, demam tifoid, dan juga hepatitis A. Di banyak rumah sakit, penderita yang dirawat akibat penularan penyakit melalui makanan dan minuman masih tinggi. Sebagian besar mereka adalah remaja dan orang dewasa muda yang mempunyai kebiasaan makan atau minum di luar rumah. Anda benar, kebersihan makanan dan minuman serta perilaku pedagang dapat memengaruhi penularan penyakit.
Kebersihan makanan dan minuman menjadi tugas Dinas Kesehatan. Di beberapa negara, setahu saya di Thailand dan Malaysia, Dinas Kesehatan menyediakan air bersih, baik untuk makanan dan minuman maupun untuk air pencuci peralatan makan.
Kantin sekolah dan kantin kampus mendapat pengawasan yang cukup ketat. Namun, di negeri kita mungkin pembinaan ini belum dijalankan secara berkala. Masih banyak pedagang makanan dan minuman yang menggunakan air yang tak bersih dan juga banyak yang menyajikan makanan dengan tangan yang tak bersih.
Lagi pula, konsumen makanan kita kurang mempertimbangkan kebersihan makanan dan minuman, mereka masih amat mengutamakan rasa yang enak. Akibatnya, masih banyak penyakit yang ditularkan melalui makanan dan minuman. Jadi, cara mencegahnya adalah dengan memelihara kebersihan makanan dan minuman serta melatih petugas yang membuat dan menyajikan makanan. Setahu saya pemberantasan penyakit menular Kementerian Kesehatan mempunyai program pembinaan ini. Di kantin, mereka dapat dilihat sertifikat pelatihan petugas atau pedagang makanan. Namun, rupanya kegiatan ini belum menyeluruh dan ada banyak sekali pedagang makanan dan minuman. Oleh karena itu, masyarakat juga harus peduli dan berupaya mengurangi risiko penularan penyakit.
Selain menjaga kebersihan, penularan penyakit yang ditularkan melalui makanan dan minuman dapat dicegah dengan imunisasi. Sekarang ini, tersedia imunisasi demam tifoid, hepatitis A, serta imunisasi rotavirus. Vaksin rotavirus merupakan vaksin yang baru beredar di negeri kita untuk mencegah diare pada anak. Harga vaksin ini masih mahal dan biaya masih harus ditanggung masyarakat karena belum masuk program imunisasi nasional. Sementara demam tifoid sudah lama ada, begitu pula imunisasi hepatitis A. Imunisasi demam tifoid mempunyai masa perlindungan 3 tahun, sedangkan imunisasi hepatitis A setelah dua kali penyuntikan dengan jarak 6 bulan mempunyai perlindungan seumur hidup.
Demam tifoid merupakan penyakit yang sering dijumpai di masyarakat. Penyakit ini dapat disembuhkan dengan antibiotika, tetapi pada beberapa keadaan dapat terjadi komplikasi, seperti perforasi usus (pecahnya usus) atau sepsis (kuman masuk ke dalam sirkulasi darah). Pada perforasi usus, dokter harus melakukan operasi cukup besar, sedangkan mereka yang mengalami sepsis harus mendapat perawatan ketat serta antibiotika yang kuat karena keadaan sepsis ini dapat mengancam nyawa. Jadi, meski pada umumnya demam tifoid dapat sembuh, dalam jumlah kecil dapat terjadi komplikasi.
Infeksi hepatitis A dulu sering terjadi pada anak karena masyarakat kekurangan sumber air bersih. Sekarang pada umumnya rumah tangga sudah mengonsumsi air bersih, tetapi di tempat-tempat jajan, air bersih mungkin masih kurang sehingga berisiko terjadi penularan hepatitis A. Infeksi hepatitis A yang terjadi pada remaja dan orang dewasa muda menimbulkan gejala klinis yang lebih berat dibandingkan dengan hepatitis A pada anak. Nah, cukup banyak remaja dan orang dewasa muda yang belum terpapar hepatitis A sehingga belum punya kekebalan terhadap virus ini. Jika mereka terinfeksi hepatitis A, akan berisiko sakit dan umumnya perlu beristirahat di rumah atau di rumah sakit. Gejala demam dan mual akan cepat hilang, tetapi perlu waktu untuk memulihkan fungsi hati serta bilirubin yang tinggi.
Masyarakat tentu berharap agar dinas kesehatan setempat mulai menggalakkan pembinaan tempat jajan. Industri kuliner dewasa ini tumbuh pesat, tetapi perkembangan yang menggembirakan tersebut perlu dikawal sehingga kita dapat mengonsumsi makanan dan minuman yang bebas penyakit.
Masyarakat sendiri perlu meningkatkan kepedulian terhadap makanan dan minuman yang dikonsumsi di luar rumah. Perhatikan cara pedagang memasak dan menyajikan, juga cara mereka mencuci piring dan sendok yang digunakan pelanggan. Melalui kepedulian semua pihak inilah diharapkan kejadian penyakit yang ditularkan melalui makanan dan minuman di negeri kita akan dapat diturunkan. Saya berharap agar anak Anda cepat pulih dan mengikuti ujian nasional dengan baik, serta kemudian dapat melanjutkan pendidikannya untuk mencapai cita-citanya.
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.