Belakangan ini, istilah generasi milenial kerap digaungkan sebagai generasi penerus bangsa. Berdasarkan referensi yang digunakan oleh kalangan periset dan industri demografi, generasi milenial teridentifikasi adalah masyarakat yang lahir mulai tahun 1980 hingga tahun 2000-an.
Secara prestasi, milenial mulai menunjukkan prestasi dan kontribusinya bagi ekonomi bangsa. Namun, sayangnya prestasi tersebut kadang tidak diikuti oleh kemampuan mengelola keuangan yang mumpuni. Karena itu, meskipun sukses dan berhasil dalam pekerjaan, masih banyak milenial yang terjebak dalam kondisi hampir bangkrut. Padahal, masa pensiun yang masih jauh di depan mata seharusnya dipersiapkan dari sekarang. Maka, saatnya milenial mulai beraksi untuk berinvestasi.
Tidak tahu ke mana larinya penghasilan atau bahkan memiliki pengeluaran lebih besar daripada penghasilan. Berdasarkan data dari Kadence International pada riset tahun 2013, 28 persen masyarakat Indonesia memiliki pengeluaran yang lebih besar daripada pengeluaran bulanan. Hal ini bukan berarti kaum milenial memiliki penghasilan rendah, hanya saja tuntutan gaya hidup menjadikan mereka berkonsumsi di luar batasan kemampuan. Setiap tahun, Anda sebaiknya melakukan evaluasi kesehatan keuangan atau financial check up. Hal ini penting agar berbagai kondisi buruk dapat segera diatasi.
Jadi, apa yang sebaiknya dilakukan saat Anda masih dalam usia produktif? Langkah pertama adalah membuat rencana pengeluaran yang ideal. Setidaknya, bagi penghasilan Anda untuk tiga hal, yaitu living, saving, dan playing. Living adalah pengeluaran untuk hidup rutin termasuk cicilan dengan alokasi sekitar 50 persen atas penghasilan. Saving adalah pengeluaran untuk dana darurat serta investasi dengan alokasi sekitar 30 persen atas penghasilan. Terakhir, playing adalah pengeluaran untuk hiburan serta gaya hidup yang dapat dialokasikan sekitar 20 persen atas penghasilan.
Bagi kaum milenial, ada beberapa investasi wajib yang sebaiknya dilakukan sejak saat ini. Pertama, pembelian rumah tinggal. Rumah tinggal tidak lagi menjadi prioritas bagi kaum milenial. Mereka lebih suka untuk menyewa rumah. Padahal, pembelian rumah tinggal akan memaksa seseorang untuk memiliki aset meskipun aset tersebut digunakan untuk hidup sehari-hari. Keuntungan memiliki aset tetap adalah Anda akan memiliki nilai aset kekayaan yang terus meningkat. Selain itu, apabila terjadi masalah di kemudian hari, Anda juga akan memiliki agunan untuk dijual ataupun digadaikan. Karena itu, memiliki aset berupa rumah tinggal merupakan investasi awal yang sebaiknya diprioritaskan oleh milenial.
Kedua, berinvestasi untuk tujuan keuangan pada masa usia 20-an. Pernikahan dan mempersiapkan untuk membangun keluarga adalah hal penting yang sebaiknya dipikirkan oleh milenial. Dengan kebutuhan dana yang tidak sedikit, investasi untuk tujuan keuangan dilakukan dari sekarang. Mencicil investasi dapat dilakukan dengan cara menyisihkan sebagian penghasilan bulanan. Pada umumnya, sekitar 10 persen dari penghasilan sebaiknya disisihkan untuk investasi tujuan keuangan seperti ini.
Ketiga, mengalokasikan cukup uang untuk investasi dana pensiun. Masa pensiun adalah masa yang masih jauh perjalanannya bagi kaum milenial. Jika target usia pensiun adalah 55 tahun, maka milenial masih memiliki setidaknya 18 tahun bahkan lebih untuk mempersiapkan dana pensiun. Sayangnya, semakin lama seseorang menunda investasi, maka semakin besar modal investasi yang dibutuhkan. Alokasi pengeluaran untuk investasi dana pensiun sebaiknya minimal 5 persen dari penghasilan. Bahkan, jika masih lajang, Anda seharusnya dapat mengalokasikan minimal 15 persen dari penghasilan.
Investasi akan memberikan hasil terbaik apabila dilakukan dalam jangka panjang. Artinya, kalangan milenial memiliki waktu yang paling baik untuk memulai investasi dibandingkan generasi lainnya. Seorang first jobber akan memiliki keuntungan untuk dapat mengalokasikan setidaknya 20 persen dari penghasilan setiap bulannya.
Apabila seseorang menginvestasikan gaji pertamanya sejak usia 22 tahun dan pensiun usia 55 tahun, maka terdapat 30 tahun untuk berinvestasi. Jika setiap bulan investor muda berinvestasi sebesar Rp 500.000 ke dalam reksa dana saham dengan ekspektasi imbal hasil rata-rata 15 persen per tahun, maka saat usia 55 tahun, secara matematis investor muda akan memiliki saldo investasi sejumlah Rp 5,4 miliar.
Jadi, kalangan milenial sebaiknya mulai memahami kenapa harus berinvestasi dan kenapa harus dilakukan sedini mungkin. Pahami bahwa dorongan untuk konsumsi keinginan gaya hidup pasti selalu ada, tetapi tetap alokasikan sebagian penghasilan hari ini untuk masa depan yang lebih sejahtera. Bagaimanapun, semua orang pasti ingin hidup nyaman dan tetap memiliki gaya hidup yang menyenangkan, bukan? Live a beautiful life!
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.