Bangun Portofolio
Salah satu pertanyaan yang selalu timbul ke permukaan adalah bagaimana saya membangun portofolio saham? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, mari kita lihat fakta yang terjadi pada seseorang yang bertransaksi saham di bursa.
Mulanya ada keinginan melakukan transaksi saham dan bertanya kepada banyak pihak. Dilanjutkan dengan membuka rekening di perusahaan sekuritas dan memasukkan dana di rekening perusahaan sekuritas dengan kesepakatan atau dengan aturan yang dibuat perusahaan sekuritas. Lalu membeli sebuah saham karena sudah senang bisa memulai membeli saham.
Aktivitas yang dilakukan antara lain bertanya kepada beberapa orang di galeri saham perusahaan sekuritas. Ketika membeli saham tersebut sering kali tidak melakukan riset atau hanya bertanya sana sini di perusahaan sekuritas. Pembelian saham juga dengan ”bekal” hasil bertanya kepada beberapa pihak dan juga kepada analis perusahaan sekuritas sehingga terkumpul beberapa saham dan bisa disebut sebagai portofolio saham yang dimilikinya. Pembentukan portofolio seperti ini disebut pembentukan portofolio secara acak dan tidak mempunyai perencanaan baik.
Batas saham
Dalam pembentukan portofolio sebaiknya pemilik dana harus mengingat bahwa kemampuannya menganalisis saham sekaligus bersamaan tidak lebih dari 10 saham. Semakin banyak saham yang dipegang, maka kian banyak analisis yang dilakukannya. Sepuluh saham merupakan batas yang cukup layak untuk mengelola portofolio bagi seseorang yang ingin mengelola portofolio di saham.
Penelitian dari Evan dan Archer (1968) menyatakan bahwa saham yang dikelola sebanyak 10 saham merupakan kumpulan saham yang mampu menurunkan risiko dengan sangat tajam. Apabila dimiliki hanya satu saham, risikonya sangat tinggi, dan jika dipegang dua saham akan turun risikonya, dan seterusnya akan turun tajam sampai ke-10 saham, tetapi saham ke-11 dan seterusnya penurunan risiko tidak setajam penurunan risiko pada saham pertama sampai ke-10. Artinya, seseorang yang ingin membangun portofolio setidaknya 10 saham. Pemilihan 10 saham ini merupakan tindakan melakukan penyebaran risiko atau lebih sering dikenal dengan diversifikasi.
Setelah memahami aturan yang mendasar baru mulai masuk membeli saham di mana saham tersebut bisa memberikan tingkat pengembalian tinggi. Dalam kasus ini, pemilik dana harus menilai saham yang akan dibeli.
Pemilik dana dapat mulai berdiskusi dengan analis di tempat pemilik dana melakukan transaksi. Tetapi, pemilik dana dapat juga bertemu dengan analis lain di luar perusahaan sekuritas tersebut dan ini diperlukan untuk mendapatkan pertimbangan.
Aturan kedua yang harus dipegang, pemilik dana harus membeli saham yang sudah pernah dinilai baik pemilik dana atau analis teman berdiskusi. Harus juga disadari, analis perusahaan sekuritas tidak semua saham bursa dianalisis mendalam sekali karena mereka mempunyai keterbatasan sumber daya.
Oleh karena itu, ada saham di bursa yang tidak pernah dianalisis oleh analis perusahaan sekuritas atau sering juga disebut saham yang dilupakan (neglected stocks). Biasanya saham ini saham-saham yang memiliki kapitalisasi pasar yang kecil dan dapat juga disebut saham-saham kecil (penny stocks). Tetapi, ada juga saham kecil yang dianalisis oleh analis perusahaan sekuritas.
Riset
Aktivitas selanjutnya, pemilik dana dapat melakukan riset kecil mengenai saham-saham yang memberikan tingkat pengembalian cukup tinggi dalam beberapa tahun terakhir.
Harus diingat juga bahwa saham yang memberikan tingkat pengembalian bagus pada lima tahun terakhir tidak akan memberikan tingkat pengembalian yang bagus juga di masa mendatang. Pemilik dana dapat juga membaca berbagai buku tentang cara pemilik dana melakukan investasi. Tetapi, pemilik dana juga bisa membaca cerita analisis yang dikerjakan analis untuk beberapa saham dan memperhatikan tingkat pengembalian yang sudah dikerjakan.
Berikutnya, pemilik dana bisa mulai membeli saham yang sudah memberikan tingkat pengembalian tertinggi dan juga berdiskusi dengan analis mengenai prospek saham yang sudah akan dipilih. Tindakan berdiskusi dengan analis (bukan hanya satu orang) sangat diperlukan dalam kerangka mendapatkan prospek perusahaan di masa mendatang agar dana yang diinvestasikan tidak masuk kepada perusahaan yang tidak bertumbuh. Padahal, investasi pada saham sangat perlu karena pertumbuhan perusahaan akan memberikan capital gain pada investasi pemilik dana.
Selanjutnya, pemilik dana harus melakukan evaluasi atas investasi yang dilakukan dengan juga berdiskusi dengan analis. Evaluasi yang dilakukan dalam rangka bahwa perusahaan yang dibeli sahamnya masih bertumbuh sesuai dengan harapan atau yang dianalisis sebelum membeli saham tersebut. Evaluasi dilakukan setelah enam bulan dengan melihat berita atau informasi tentang perusahaan. Apabila saham yang dibeli dianalisis tidak akan memberikan pertumbuhan selanjutnya sehingga harga saham tidak naik, maka tidak salah bagi investor menjual sahamnya dan kemudian mencari saham lain sebagai penggantinya. Tindakan yang dilakukan tidak harus ketemu saham pengganti baru menjual saham yang akan diganti. Apabila menjual sahamnya lebih dulu lalu membeli saham penggantinya juga tidak menjadi persoalan.
Pemilik dana tidak mungkin langsung mendapatkan portofolio yang optimal secara cepat. Karena itu, jika pemilik dana tidak memiliki waktu untuk melakukan proses yang disebutkan sebelumnya, maka pemilik dana bisa membeli reksa dana atau memberikan dananya dikelola oleh manajer investasi.