logo Kompas.id
Akhir PekanMengukur Kesehatan Keuangan
Iklan

Mengukur Kesehatan Keuangan

Oleh
PRITA HAPSARI GHOZIE
· 4 menit baca

Setiap rumah tangga pasti mendambakan kondisi keuangan yang sehat dan stabil. Namun, ada kalanya kondisi keuangan rumah tangga menjadi tidak sehat meskipun masih dalam usia produktif. Mengukur kesehatan keuangan rumah tangga menjadi sangat penting di masa saat ini ketika kondisi konsumerisme dan tantangan dalam mengelola pengeluaran yang semakin tinggi. Patut dipahami, hidup manusia terus berjalan terlepas seperti apa kondisi perekonomian. Seperti apakah keuangan yang sehat dan bagaimana mengukurnya?Kondisi keuangan sebuah rumah tangga dapat dikategorikan ke dalam empat tingkatan. "Tidak sehat" adalah kondisi saat pengeluaran lebih besar daripada penghasilan. Biasanya ditandai dengan kepemilikan utang kartu kredit dan tidak memiliki aset. "Sehat" adalah kondisi saat pengeluaran sama besarnya dengan penghasilan. Meski demikian, pada kondisi ini baru dapat berinvestasi secara minimal. "Mandiri" adalah kondisi saat penghasilan lebih besar daripada pengeluaran. Adapun "sejahtera" adalah kondisi saat penghasilan lebih besar daripada pengeluaran, ada kepemilikan penghasilan pasif dari aset, tidak punya utang, serta kemampuan berderma.Mengukur kesehatan keuangan Empat kondisi di atas dapat berubah sejalan dengan perjalanan hidup. Ada yang mengalami kemajuan, tetapi tidak jarang juga yang mengalami kemunduran. Ada tiga perangkat untuk mengukur kesehatan keuangan rumah tangga. Pertama, membuat tabel kekayaan bersih. Setiap tahun, pendataan jumlah aset dan utang sebaiknya dilakukan. Kelompok aset yang dimiliki akan dikategorikan menjadi aset kas, aset investasi, dan aset konsumsi. Adapun utang dapat terbagi menjadi utang jangka pendek dan jangka panjang.Kedua, membuat tabel arus kas pemasukan dan pengeluaran. Setiap bulan, manajer keuangan dalam rumah tangga sebaiknya membuat pencatatan pemasukan dan pengeluaran. Hal-hal yang dapat membantu dalam penyusuan tabel ini adalah mengumpulkan data-data, seperti bon belanja dan mutasi rekening selama tiga bulan. Di zaman modern seperti saat ini, saya menyarankan Anda untuk menggunakan aplikasi pengelolaan keuangan pribadi yang banyak tersedia di pasaran. Pilihlah aplikasi yang paling sederhana, asalkan dapat membuat Anda lebih disiplin dalam mengelola keuangan.Ketiga, menghitung rasio keuangan rumah tangga. Setelah melakukan dua hal sebelumnya, berikutnya Anda dapat menghitung rasio atau ukuran kesehatan keuangan. Rasio likuiditas dihitung dengan cara membagi berapa aset kas yang dimiliki dengan jumlah pengeluaran wajib setiap bulan. Ukuran ini menggambarkan berapa besar aset lancar yang tersedia untuk membayar biaya hidup, sesuai standar hidup yang diinginkan, jikalau terjadi penurunan penghasilan. Misalkan, seseorang memiliki aset kas sebesar Rp 50 juta, sedangkan biaya pengeluaran bulanan adalah Rp 5 juta. Dengan begitu, rasio likuiditasnya adalah 10 bulan. Rasio berikutnya adalah rasio menabung yang dihitung dengan cara membagi penghasilan setiap bulan dengan jumlah uang yang ditabung. Rasio ini menggambarkan porsi tabungan ataupun investasi yang dilakukan dibandingkan dengan penghasilan rutin. Misalkan, seseorang berpenghasilan Rp10 juta setiap bulan, lalu dialokasikan untuk membeli emas sekitar Rp 500.000 setiap bulan. Dengan demikian, rasio menabungnya adalah 5 persen.Rasio berutang adalah rasio yang dihitung dengan cara membagi penghasilan setiap bulan dengan besaran cicilan. Rasio ini merupakan indikator yang menunjukkan berapa besar utang Anda dibandingkan total penghasilan. Misalkan, seseorang berpenghasilan Rp 10 juta setiap bulan, lalu atas penghasilan tersebut digunakan Rp 5 juta untuk membayar cicilan pinjaman. Artinya, rasio berutangnya adalah 50 persen.Hasil perhitungan rasio-rasio keuangan merupakan indikator yang dapat membantu Anda menunjukkan seberapa sehat keuangan rumah tangga saat ini. Rasio likuiditas sebuah rumah tangga yang berstatus karyawan idealnya minimal 3 bulan. Sementara jika berstatus pekerja lepas atau profesional, idealnya minimal 12 bulan. Untuk rasio menabung, apa pun status pekerjanya, idealnya di atas 10 persen. Adapun untuk rasio berutang setiap rumah tangga sebaiknya tidak melebihi 30 persen. Setelah ukuran kesehatan keuangan diketahui, setiap rumah tangga dapat mengambil langkah-langkah untuk membuatnya menjadi lebih sehat atau tetap mempertahankan kondisi yang sudah sehat. Langkah dasar tentu saja mengupayakan agar pengeluaran tidak melebihi penghasilan. Caranya, dengan menghemat biaya untuk tambahan gaya hidup ataupun menambah usaha untuk memperbesar penghasilan. Langkah berikutnya adalah tidak bergantung kepada utang untuk membiayai keperluan hidup sehari-hari. Terakhir, biasakan untuk menyisihkan sebagian dari penghasilan untuk dana darurat dan investasi masa depan. Live a beautiful life!

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000