Ragam Pustaka
Maksud Mgr Suharyo dengan komunitas pengharapan tidak terlepas dari situasi dunia saat ini, yang acap kali membuat putus asa. Meskipun berbagai harapan sering kali jauh dari kenyataan, sebagai komunitas umat beriman Gereja tidak boleh putus asa, tetapi harus berharap dan menjadi tanda pengharapan. Dan pengharapan itu dilandaskan pada keyakinan iman yang teguh bahwa setiap pekerjaan yang menyertakan kehadiran Tuhan tidak akan sia-sia.
Di tengah berbagai persoalan kemanusiaan dan kebangsaan, mulai dari masalah ekonomi, sosial, lingkungan hidup, kesehatan, kejahatan, perang, hingga kesejahteraan bersama, Mgr Suharyo mengajak umat Katolik di Indonesia terus mengobarkan keutamaan harapan. Apalagi di tengah-tengah masa yang penuh tantangan.
Berangkat dari situasi penuh tegangan ini, The Catholic Way diterbitkan untuk menjadi referensi umat Katolik menjalani hidup masa kini, saat berhadapan dengan berbagai persoalan kemanusiaan dan kebangsaan. Umat Katolik sebagai komunitas pengharapan tetap teguh membangkitkan rasa optimistis di tengah masyarakat. Ikut aktif terlibat memberikan sumbangan pemikiran maupun beraksi dalam merespons berbagai persoalan nyata. Tidak pasif dan putus asa. (YKR/LITBANG KOMPAS)
Ketika terpilih menjadi Uskup di Keuskupan Agung Semarang (KAS) Mgr Ignatius Suharyo memilih moto pelayanan ”Serviens Domino Cum Omni Humilitate” (”Aku Melayani Tuhan dengan Segala Rendah Hati” – Kis 20:19). Dalam kurun waktu 1997 hingga 2009, yaitu periode episkopal Mgr Suharyo di KAS, kesederhanaan dan kerendahan hati sang Uskup dirasakan banyak memengaruhi perkembangan hidup Gereja.
Dalam buku Gereja yang Melayani dengan Rendah Hati: Bersama Mgr Ignatius Suharyo (Kanisius, 2009)—E Martasudjita Pr diungkapkan bahwa wajah Gereja KAS pada tahun-tahun menjelang perayaan 70 tahun (tahun 2010) sangat diwarnai oleh gerakan dan kesadaran untuk menyatukan hidup batin dengan hidup komunitas sebagai paguyuban dan segala pelayanannya ke luar dalam bentuk gerakan berbagi dan solidaritas.
Berbagai dimensi perkembangan hidup Gereja KAS yang sangat menarik, yang sulit dilepaskan dari peran sang gembala Mgr Suharyo terefleksikan dalam empat belas artikel yang disajikan Fakultas Kepausan Teologi Wedabhakti. Secara sistematis, buku ini terbagi atas lima bagian tematis, yang saling terkait satu sama lain.
Mulai dengan mengupas tentang pemahaman Gereja yang melayani dengan rendah hati sebagai Gereja yang berziarah. Lalu menggali kekuatan hidup batin yang dijiwai spiritualitas pelayanan dalam menggerakkan perziarahan Gereja. Seraya menyadari bahwa semangat magis dalam pelayanan tak terlepas dari semangat kepemimpinan yang rendah hati. Kepemimpinan yang tidak mengandalkan kekuasaan atau jabatan, tetapi lebih menghadirkan wajah Gereja sebagai paguyuban murid-murid Tuhan, yang siap bersaksi dan diutus bagi dunia. (YKR/LITBANG KOMPAS)