Jejak-jejak pemikiran Hamka tersebut dapat kita baca dalam buku Dari Hati ke Hati tentang Agama, Sosial-Budaya, Politik (Pustaka Panjimas, 2002). Buku ini menyajikan sejumlah artikel Hamka yang pernah dipublikasi majalah Islam PanjiMasyarakat dalam rubrik “Dari Hati Ke Hati”. Hamka mengisi rubrik itu selama 14 tahun, yaitu antara tahun 1967-1981.
Pada masa Orde Lama Hamka dikenal kritis dalam menyikapi berbagai isu penting yang sedang mengemuka di masyarakat, terutama isu-isu yang berkaitan dengan kepentingan kaum muslimin. Hamka cukup vokal dan keras dalam mengkritik kebijakan penguasa. Banyak hal yang menjadi sorotan Hamka pada masa itu, antara lain tentang masalah kemerosotan nilai-nilai dan akhlak manusia, toleransi dan kerukunan umat beragama, serta upaya-upaya memecah belah kaum muslim.
Mengenai Pancasila sebagai dasar negara yang hingga kini masih ramai dibicarakan dalam kaitannya dengan Islam, Hamka menegaskan tentang sikapnya dan sikap kaum muslimin bahwa mereka tidak anti Pancasila. Menurut Hamka bagaimana mungkin Muslim Indonesia menolak Pancasila yang sila pertamanya adalah Ketuhanan Yang Maha Esa? Begitu juga dengan sila-sila lainnya yang justru menjadi bagian dari sikap hidup umat Muslim. (RPS/Litbang Kompas)
Kronik Sejarah Islam
Diperlukan waktu sekitar 30 tahun (1930-1960) bagi Hamka untuk menulis tentang perkembangan sejarah Islam yang komprehensif. Buku Sejarah Umat Islam: Pra-Kenabian hingga Islam di Nusantara (Gema Insani, 2016) merupakan karya emas Hamka. Buku jilid pertama terbit pada 1950-an. Buku ini terdiri dari empat jilid. Pada 1994, karya Hamka ini diterbitkan di Singapura dan mendapat sambutan positif.
Buya Hamka, demikian ia dikenal, menelusuri jejak perkembangan Islam sejak kelahirannya di Jazirah Arab, kemudian ke Hindustan dan Afrika Timur hingga ke Semenanjung Iberia (Spanyol dan Portugal). Kemudian agama Islam memasuki negeri-negeri di Asia mulai dari Iran, Afghanistan, hingga ke India. Menurut Hamka, perkembangan Islam di kawasan Asia Selatan ini banyak memengaruhi perkembangan Islam di Indonesia dan Semenanjung Melayu.
Mengungkap perkembangan sejarah Islam tentunya tidak lepas dari penuturan mengenai kerajaan-kerajaannya di berbagai kawasan, seperti di Andalusia, Afrika, Semenanjung Arab, dan di negeri-negeri Timur, termasuk kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara.
Untuk memberikan gambaran mengenai bagaimana keadaan masyarakat Arab sebelum Nabi Muhammad SAW dilahirkan dan sebelum masuknya Islam, pada bagian awal Hamka memperlihatkan keadaan demografi, sosial budaya, dan adat istiadat bangsa Arab.
Kedatangan Nabi Muhammad SAW dengan ajarannya memberi pengaruh besar kepada bangsa Arab dan dunia. Oleh karena itu, dalam buku ini Hamka juga memperlihatkan bagaimana pandangan ahli-ahli sejarah (Barat) tentang kehidupan Nabi Muhammad SAW dan pengaruh ajarannya.