Pendekatan Sejarah/Geografi dalam Kajian Agraria
Dua ratus tahun terakhir, terjadi perubahan mencolok pada ruang agraria di Indonesia. Sejak masa kolonial, hutan-hutan tropis di Sumatera dan Kalimantan direkonstruksi menjadi areal perkebunan dan pertambangan. Perubahan ruang agraria terus terjadi secara nyata di berbagai daerah hingga kini. Pertanyaan yang muncul kemudian, kekuatan dominan apa yang mampu mengubah ”wajah” agraria Nusantara? Buku Sejarah/Geografi Agraria Indonesia (STPN Press, 2017) mengungkap bahwa ekspansi kapital bertanggung jawab atas krisis ekologis atas dampak perubahan ruang hidup di Tanah Air.
Para penulis menelusuri sejarah-geografis agraria di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Priangan di Pulau Jawa. Dalam narasinya, jejak-jejak kapitalisme mewujud dalam perubahan ruang geografis. Pantai timur Sumatera, misalnya, adalah bukti bagaimana ekspansi kapital masuk beroperasi ke berbagai konstruksi kekuasaan dan sosial yang ada. Para elite tradisional di masa kolonial secara serampangan memperluas izin konsesi areal perkebunan bagi kapital asing tanpa persetujuan kepala-kepala suku.