Pemerintah Tumbuhkan Perusahaan Rintisan Sektor Busana Muslim
Modest Fashion Project 2019 bertujuan mencetak sejumlah perusahaan rintisan di sektor busana muslim. Melalui perusahaan rintisan itu, industri busana muslim diharapkan dapat semakin tumbuh dan menciptakan lapangan kerja.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Perindustrian mendukung pertumbuhan industri busana muslim Indonesia melalui Modest Fashion Project 2019. Kegiatan itu bertujuan mencetak sejumlah perusahaan rintisan di sektor busana muslim.
Dengan kehadiran perusahaan rintisan itu, industri busana muslim diharapkan dapat semakin tumbuh. Pertumbuhan industri tersebut juga akan mendorong terciptanya lapangan kerja.
Direktur Industri Kecil dan Menengah Sandang, Kerajinan, dan Industri Aneka Kementerian Perindustrian (Kemenperin) E Ratna Utarianingrum, Selasa (12/11/2019), di Jakarta, mengatakan, Modest Fashion Project (MOFP) 2019 merupakan program kerja Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka Kemenperin. Kegiatan itu diadakan sejak 2018.
”MOFP tahun ini diikuti 319 peserta dari beragam daerah. Ada 1.914 karya yang terkumpul,” kata Ratna.
Para peserta disaring hingga terpilih 20 finalis. Seleksi dilakukan dengan menggelar kompetisi desain dan konsep bisnis.
Para finalis lalu diberi pelatihan, fasilitas izin usaha, akses pasar, dan hak kekayaan intelektual (HKI). Adapun karya para finalis ditampilkan pada pameran di Mal FX Sudirman, Jakarta, 12-16 November 2019.
Selain mereka, sejumlah pelaku usaha pun turut menjadi peserta pameran. Total ada 50 peserta pada pameran tahun ini.
”Peserta pameran meliputi sejumlah komoditas, antara lain busana muslim, tas, alas kaki, kosmetik, perhiasan, dan aksesori. MOFP 2019 juga mengadakan talkshow (gelar wicara) peragaan busana hingga demo kecantikan,” kata Ratna.
Pusat busana muslim
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka Kemenperin Gati Wibawaningsih mengatakan, pertumbuhan industri busana muslim nasional menunjukkan tren positif. Tren ini dipengaruhi oleh tingginya jumlah penduduk Muslim di Indonesia.
Kini tercatat ada 222 juta penduduk Muslim atau setara dengan 87 persen total penduduk Indonesia. Angka ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia.
”Jumlahnya diprediksi meningkat menjadi 238 juta orang pada 2030. Ini tentu berdampak pada peningkatan permintaan busana muslim,” kata Gati.
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia. Jumlahnya diprediksi meningkat menjadi 238 juta orang pada 2030. Ini tentu berdampak pada peningkatan permintaan busana muslim.
Saat ini, lanjut Gati, Indonesia mampu menjadi negara dengan pertumbuhan industri busana muslim kedua dunia setelah Uni Emirat Arab. Itu sebabnya, pemerintah berencana menjadikan Indonesia sebagai pusat busana muslim dunia pada 2020.
Berdasarkan laporan The State of Global Islamic Economic, jumlah penduduk Muslim di dunia pada 2017 adalah 1,84 miliar orang. Pada 2023, jumlahnya diperkirakan meningkat 27,5 persen. Pertumbuhan penduduk Muslim tidak hanya berpengaruh terhadap konsumsi busana muslim, tapi juga gaya hidup halal.
Ada potensi besar di sektor busana muslim, baik di Indonesia maupun dunia internasional. Peluang ini harus dimanfaatkan oleh para pelaku pasar dalam negeri.
Menurut laporan yang sama, konsumsi busana muslim dunia menyumbang 270 miliar dollar AS terhadap ekonomi global pada 2018. Angka ini diprediksi meningkat pada 2023 menjadi 361 miliar dollar AS. Di sisi lain, pengeluaran untuk makanan dan gaya hidup halal dunia tercatat menyumbang 2,1 triliun dollar AS pada 2017.
Sementara itu, konsumsi busana muslim di pasar domestik tercatat di angka 20 miliar dollar AS dengan laju pertumbuhan rata-rata 18,2 persen.
”Ada potensi besar di sektor busana muslim, baik di Indonesia maupun dunia internasional. Peluang ini harus dimanfaatkan oleh para pelaku pasar dalam negeri,” kata Gati.