Pemerintah merencanakan membangun bandar udara internasional di Cengkareng. Berhubung pembangunan tersebut membutuhkan waktu lima tahun, untuk menampung pesawat tipe jumbo jet, dipandang lebih berguna meminjam Bandara Halim Perdanakusuma untuk sementara. Bandara Halim akan dipakai untuk penerbangan luar negeri dan Bandara Kemayoran tetap buat penerbangan dalam negeri.
Menunggu Cengkareng, Halim Berbenah
Sebagai bandara internasional pertama di Indonesia, Kemayoran harus menerima kenyataan bahwa masa pakainya maksimal hanya sampai tahun 1980. Bandara ini memiliki luas 410 hektar dengan dua landas pacu sepanjang 2.475 meter.
Hingga pertengahan 1971, Bandara Kemayoran melayani 26 maskapai penerbangan dengan jumlah penumpang 155.980 orang dari luar negeri dan 153.121 penumpang dalam negeri. Pesawat DC-8 berbobot 140 ton menjadi pesawat paling berat yang bisa mendarat dan lepas landas di Bandara Kemayoran.
Lokasi Kemayoran yang berada di tengah kota membuatnya tidak bisa dikembangkan lagi. Padahal, diperkirakan arus penumpang menjadi 1,5 juta orang pada tahun 1975, menjadi 3 juta pada 1980, dan 5 juta di tahun 1990. Sementara pesawat yang beroperasi di Indonesia akan meningkat menjadi 23.000 pesawat tahun 1975, naik menjadi 33.000 pada 1980, dan 71.000 pesawat di tahun 1990.
Untuk menjawab kebutuhan itu, pemerintah membangun bandara bertaraf internasional secara bertahap di lokasi baru, Cengkareng. Biaya keseluruhan 355 juta dollar AS dan butuh waktu pembangunan lima tahun.
Sambil menanti pembangunan di Cengkareng, Pangkalan Udara Utama Halim Perdanakusuma dipinjam Departemen Perhubungan untuk ditingkatkan menjadi bertaraf internasional sehingga dapat menampung sekaligus 2 pesawat Boeing 747, 2 pesawat DC 10, 2 pesawat DC 9, dan 2 pesawat DC 8.
Untuk memperlancar arus lalu lintas Kemayoran-Halim, akan dibuat dua jalan, yaitu Kemayoran-Bypass dan Bypass-Halim. Presiden Soeharto pada 10 Januari 1974 meresmikan Halim Perdanakusuma sebagai bandara internasional dengan perlengkapan sarana keselamatan penerbangan modern yang dapat dipakai hingga akhir abad ke-20. Salah satu peristiwa yang cukup langka saat ratusan orang memadati Halim untuk menyaksikan pendaratan pesawat supersonik Concorde dari Hong Kong pada Senin (8/11/1976), pukul 10.30.
Dan, pada tanggal 5 Juli 1985, Soeharto meresmikan Bandar Udara Internasional di Cengkareng menjadi Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta. (JPE)