Batik Indonesia di luar negeri punya prospek baik. Di setiap toserba di Jepang, misalnya, rata-rata batik yang terjual mencapai senilai 1 juta yen sehari. Menurut Direktur Umum PN Industri Sandang M Sonhadji, batik dapat menjadi mode dunia dengan beberapa penyesuaian. Jika promosi dilakukan terencana dan sistematis, ia yakin batik akan menjadi mode dunia pada 1974.
Batik Mendunia
Kebanggaan masyarakat pada batik sebagai warisan budaya sudah tumbuh sejak lama. Kartini adalah salah satu sosok yang mempromosikan batik pada awal abad ke-20.
Presiden Soekarno mendorong kelahiran batik Indonesia yang coraknya berasal dari berbagai ragam hias batik Nusantara, membawa batik bukan hanya benda pakai, melainkan juga alat persatuan.
Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin menjadikan kemeja batik sebagai pakaian resmi untuk berbagai kegiatan di Ibu Kota. Presiden Soeharto hingga Joko Widodo melanjutkan tradisi menjadikan kemeja batik sebagai busana resmi.
Corak batik semakin mengukuhkan kehadirannya secara nasional ketika pegawai negeri sipil wajib berseragam ”batik Korpri”. Ambisi kemudian muncul agar batik mendunia. Direktur Utama PN Industri Sandang M Sonhadji, seperti diberitakan harian Kompas, 23 Mei 1972, mengatakan, batik akan menjadi mode dunia tahun 1974 apabila promosi dilakukan terencana dan sistematis.
Batik sebagai corak belum benar-benar menjadi mode dunia walau beberapa perancang dunia, antara lain Giorgio Armani, pernah memakai corak batik. Dries van Noten, perancang asal Belgia, menggunakan corak batik dalam pergelaran koleksi musim semi dan panas 2010 di Paris.
Upaya memastikan batik sebagai karya budaya orang Indonesia pernah mendapat tantangan dari Malaysia yang berupaya mendapat pengakuan batik adalah milik mereka.
Berbagai peristiwa tersebut akhirnya mendorong organisasi nonpemerintah dan pemerintah bersama-sama mengajukan kepada badan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menangani pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan, yaitu UNESCO, agar mengakui batik Indonesia sebagai warisan budaya tak benda dunia, permintaan yang terpenuhi pada tahun 2009.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional. Sayangnya, masih banyak orang memahami batik sebatas corak. Padahal, yang membuat batik Indonesia unik adalah pembuatan ragam hiasnya menggunakan teknik merintang warna memakai lilin/malam dengan alat bantu canting. Pencanggihan teknik pencantingan serta kekayaan corak yang menggambarkan kehidupan sosial dan seni budaya komunitas setempat, terutama di Jawa, memberi batik posisi terhormatnya saat ini. (NMP)