Wabah penyakit kolera di Provinsi Irian Barat menyerang 671 penduduk, 55 orang di antaranya meninggal. Kabupaten Sorong menjadi daerah yang pertama terjangkit. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, selama triwulan I-1972 terdapat 2.792 penderita kolera di Indonesia, 329 orang di antaranya meninggal. Kolera menjangkiti 14 provinsi di Indonesia.
Kolera Masih Mengancam
Kolera adalah infeksi usus akut akibat bakteri Vibrio cholerae. Menular lewat air dan makanan yang tercemar bakteri, kolera masih menjadi ancaman kesehatan masyarakat global dan indikator rendahnya akses pada air bersih serta buruknya sanitasi. Peneliti memperkirakan, setiap tahun ada 1,3 juta-4 juta kasus kolera dengan 21.000-143.000 kematian di dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, tahun 2016 ada 132.121 kasus kolera di 38 negara dengan 22.420 kematian.
Gejala kolera berupa diare hebat dengan tinja cair sering kali diikuti muntah yang berujung pada dehidrasi berat dan kematian jika tidak segera diobati. Untungnya, kebanyakan orang hanya menunjukkan gejala ringan sampai sedang dan sembuh dengan cairan rehidrasi oral. Kurang dari 10 persen yang sakit berat sehingga perlu infus dan antibiotik. Sebagai pencegahan, WHO merekomendasikan vaksin oral, yakni Dukoral, Shanchol, dan Euvichol.
Kolera dikenal sejak awal abad ke-19 di India, lalu menyebar ke sejumlah negara. Namun, pandemi kolera yang terkenal dan masih mengancam sampai saat ini disebabkan V cholerae O1 biotipe El Tor, yang ditemukan di Sulawesi tahun 1961. Bakteri kolera biotipe ini menyebar secara cepat ke negara lain, yakni Bangladesh (1963), India (1964), serta Rusia, Iran, dan Irak (1965-1966). Tahun 1970, biotipe O1 menyerang Afrika Barat yang tidak pernah mengalami penyakit itu lebih dari 100 tahun. Kemudian menyebar ke negara-negara lain di Benua Afrika. Tahun 1991, kolera sampai ke Amerika Latin. Dalam setahun, menyebar ke 11 negara. Pada pengujung 1992, ditemukan V cholerae O139 yang menimbulkan wabah kolera di India dan Bangladesh. Kini, bakteri biotipe itu terdeteksi di 10 negara di Asia.
Di Indonesia, kejadian luar biasa (KLB) kolera masih terus terjadi. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat, ada sekitar 50.000 kasus diare, tahun 2016. Di Papua selain tahun 1972, ada KLB pada Mei-Agustus 2008 di Nabire dan Paniai, Papua, yang menewaskan 105 orang. Hasil penelitian Kemenkes, penyebabnya adalah kurang ketersediaan air bersih, sanitasi buruk, serta perilaku hidup tidak sehat, misalnya minum air mentah, tidak mencuci tangan sebelum makan, juga tradisi memeluk dan mencium jenazah. Sampai tahun 2011, tercatat KLB kolera di Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan NTT. Namun, kematian bisa dicegah hanya dalam hitungan jari. (ATK)