Tanggal 27 April 1970, Presiden Soeharto meninjau Pasar Klewer darurat di Surakarta, Jawa Tengah, dan Proyek Pembangunan Pasar Klewer di Slompretan yang terbengkalai. Setelah itu, pembangunan pasar yang berdiri 1930 itu dilanjutkan. Pembangunan pasar bertingkat dan berkapasitas 1.600 pedagang itu dimulai 8 Juni 1970 dan selesai setahun kemudian, lalu diresmikan 9 Juni 1971.
Klewer: Satu Pasar Dua Presiden
Pada 9 Juni 1971, Pasar Klewer di Solo, Jawa Tengah, diresmikan oleh Presiden Soeharto. Pada 21 April 2017, Presiden Joko Widodo membuka kembali Pasar Klewer setelah dibangun akibat terbakar pada 27 Desember 2014.
Itulah bagian dari perjalanan pasar sandang yang terletak di sebelah barat Keraton Surakarta itu. Orang Solo dulu menyebut Pasar Klewer sebagai Slompretan. Disebut demikian karena lokasi tersebut dulu merupakan tempat abdi dalem keraton berlatih meniup terompet yang dalam bahasa Jawa disebut slompret. Nama Slompretan berubah menjadi Klewer karena barang yang dijual berupa mori atau kain yang berjuntaian atau dalam bahasa Jawa pating klewer.
Pada 1969, Slompretan versi ”tradisional” mulai dimodernkan menjadi bangunan dua lantai. Ditunjuk CV Muljanto sebagai pemborong dan kemudian diteruskan pembangunannya oleh CV Sjahid yang direktur utamanya adalah Sukamdani Sjahid Gitosardjono, pengusaha asal Surakarta pemilik Hotel Sahid, Solo.
Sebelum diresmikan, Sultan Hamengku Buwono IX selaku Menteri Utama Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri meninjau Pasar Klewer. Pasar berdiri megah di atas tanah 9.000 meter persegi dan menampung 1.600 pedagang. Perputaran uang per hari pada 1971 sekitar Rp 25 juta. Saat itu nilai 1 dollar AS sebesar Rp 415. Harga beras berkisar Rp 35-Rp 50 per kilogram.
Bangunan modern tidak menghilangkan suasana Solo. Sering terdengar percakapan antara pedagang dan pembeli menggunakan bahasa Jawa halus atau krama inggil. Misalnya, jika tawaran belum berkenan, pedagang akan dengan halus mengatakan, ”Dereng ndherek....”
Era awal 1970-an, kontes ratu kecantikan sedang marak. Pasar Klewer pun tidak ketinggalan menggelar kontes Ratu Luwes Pasar Klewer. Ibu Negara Ny Tien Soeharto sendiri yang menyerahkan piala kepada pemenang kontes.
Pasar Klewer diresmikan di tengah masa kampanye Pemilu 1971. Pada saat acara peresmian, di sekitar pasar ada orang yang bermain layang-layang dengan gambar lambang salah satu partai peserta pemilu. (XAR)