Memang tidak mudah mengubah pendapat ”banyak anak banyak rezeki” menjadi ”sedikit anak berkualitas”. Maka, pada awal-awal pengenalan keluarga berencana, 46 klinik yang telah didirikan di pelbagai wilayah Jakarta tak banyak dikunjungi pasien.
Dimulai dengan pembentukan Perkumpulan Keluarga Berencana pada 23 Desember 1957 yang kemudian berkembang menjadi Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia, keluarga berencana sebenarnya memperjuangkan kesejahteraan keluarga melalui pengaturan kehamilan.
Perkembangannya yang lambat berubah cepat dengan kelahiran Orde Baru pada 1966. Seperti yang dikutip dari laman resmi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, perubahan terjadi setelah Presiden Soeharto menandatangani Deklarasi Kependudukan Dunia, 1967. Isinya: pentingnya merencanakan jumlah anak dan menjarangkan kelahiran sebagai bagian dari hak asasi manusia.
Komitmen ini berlanjut dengan pembentukan Lembaga Keluarga Berencana Nasional, cikal bakal Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional yang berdiri pada 1969. Tugasnya menjadikan keluarga berencana sebagai program nasional.
Namun, pelaksanaannya memang tidak mudah. Banyak yang diam-diam menolak. Penolakan umumnya terkait agama dan adat karena KB dianggap hanya mem-
batasi jumlah anak. Padahal, tujuan KB tidak sekadar itu.
Ia berperan menurunkan angka kematian ibu melahirkan
dan bayi baru lahir, sekaligus menyejahterakan ibu.
Jika ibu sejahtera, harapannya ibu tidak hanya bisa mengurus anak dengan baik—menghasilkan generasi berkualitas—tetapi juga bisa mengembangkan seluruh potensi dirinya.
Dengan berbagai upaya, cara yang semula koersif demi target kala itu berubah menjadi pilihan keluarga secara berkesadaran. Hal ini membuat angka kelahiran hidup (total fertility rate/TFR) setiap ibu menurun signifikan. Jika pada tahun 1960 TFR masih 5,7, pada 1990 TFR 3,1 dan pada 2015 TFR tinggal 2,4.
Penurunan angka kelahiran hidup tidak hanya mengurangi risiko kematian ibu melahirkan, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup ibu, anak, dan keluarga secara keseluruhan. Inilah tujuan KB yang sesungguhnya. (NES)