Peti jenazah dibaringkan di atas sebuah meja, sedang di bawahnya para keluarga duduk bersila, di antaranya Ibu Tien Soeharto. Rakyat yang diberi kesempatan untuk melayat almarhum berjejer memasuki ruangan.” (Kompas, Senin, 22/6/1970)
Itulah gambaran saat Presiden Soekarno wafat pada hari Minggu (21/6/1970) pukul 07.00 di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat, Jakarta. Jenazahnya disemayamkan di salah satu ruangan di Wisma Yaso, Jakarta. Wisma Yaso merupakan rumah pemberian Soekarno untuk istrinya, Ratna Saridewi Soekarno. Setelah Soekarno meninggal, rumah di Jalan Gatot Subroto ini dijadikan Museum Satria Mandala. Berdiri 5 Oktober 1972 dan diresmikan Presiden Soeharto.
Ada 74 diorama tiga dimensi di gedung utama museum. Selain itu, terdapat koleksi persenjataan yang pernah digunakan TNI dan rakyat dalam perang kemerdekaan serta operasi militer dan kemanusiaan. Sebagian besar koleksi senjata dipamerkan di luar gedung utama.
Irawansyah, pramudya Museum Satria Mandala sejak 1987, mengatakan, tampak luar gedung utama museum masih dipertahankan seperti Wisma Yaso, tapi bagian dalamnya sudah banyak direnovasi dan disesuaikan dengan kebutuhan museum.
Sebagai contoh, ruang tamu yang dulu sering dipakai Soekarno untuk beristirahat, bermain kartu dengan pegawai dan ajudannya, kini terbagi menjadi ruang panji dan lorong diorama berdinding kaca. Di ruang panji itu sekarang terpasang panji dan simbol TNI dan Polri, serta tiruan teks proklamasi dengan tulisan tangan Soekarno. (Kompas, 21/6/2015)
Kamar yang pernah dipakai Soekarno beristirahat saat sakit diperkirakan berada di ruang khusus Jenderal Sudirman, yang terletak di samping lorong diorama. Di tempat itu, kini, dipajang benda-benda peninggalan Panglima Besar TNI Jenderal Sudirman, seperti meja dan kursi kayu serta tempat tidur Sudirman yang beralaskan tikar dari bambu. Terdapat pula pigura besar lukisan Sudirman dalam pose memberi hormat. (JPE)