Mode rambut gondrong mewabah di kalangan kaum muda Indonesia pada awal 1970-an. Akan tetapi, oleh sejumlah pihak, rambut gondrong dilarang.
Oleh
Frans Sartono
·2 menit baca
Mode rambut gondrong mewabah di kalangan kaum muda Indonesia pada awal 1970-an. Seniman, pemain band, sampai pesepak bola, seperti Anjas Asmara dari PSMS Medan, bisa mengibas-ngibaskan rambutnya saat beraksi di lapangan hijau. Tak ketinggalan mahasiswa dan pelajar menyukai rambut gondrong.
Akan tetapi, oleh sejumlah pihak, rambut gondrong dilarang, seperti yang diberlakukan di SMA Negeri 19 Jakarta pada Agustus 1973. Pada papan pengumuman sekolah tersebut terpasang peraturan dari kepala sekolah sebagai berikut: ”Para siswa berambut panjang dilarang mengikuti ulangan-ulangan.” Bahkan ulangan susulan pun mereka tidak diperbolehkan ikut.
Bukan hanya di Jakarta, bahkan di Medan sebanyak 9 pelajar SMA Negeri I Medan yang dianggap membandel memelihara rambut panjang dipecat oleh direktur sekolah.
Akan tetapi, tidak semua sekolah melarang siswanya berambut gondrong, antara lain Kolese De Britto dan SMA Negeri I Teladan Yogyakarta. Juga SMA Pangudi Luhur St Yosef dan STM Mikael Solo. Sekitar 80 persen siswa sekolah tersebut berambut gondrong. Begitu pula di lingkungan perguruan tinggi. Pimpinan Institut Pertanian Bogor (IPB) tidak memperbolehkan mahasiswa berambut gondrong mengikuti kegiatan kurikuler IPB.
Rambut gondrong ditolak di mana-mana. Di kantor milik pemerintah sering terbaca pengumuman ”tidak menerima tamu berambut gondrong”. Hal itu, misalnya, terjadi di Komtares 101 Surabaya yang tidak melayani mereka yang berambut gondrong. Begitu pula permintaan izin pertunjukan disertai syarat bahwa para pemainnya tidak berambut gondrong.
Razia rambut gandrong berlangsung di sejumlah kota. Jenderal TNI Soemitro, Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban, menegaskan bahwa tidak ada instruksi tentang pemangkasan rambut gondrong.
Ada yang lebih ”lucu”. Kantor Urusan Agama Kecamatan Cilacap, Jawa Tengah, mewajibkan setiap calon pengantin pria yang berambut gondrong terlebih dahulu mencukur rambutnya sebelum menghadap penghulu. (XAR)