Presiden Joko Widodo pada 7 Juni 2017 melantik Yudi Latif sebagai Kepala Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP). Selain itu, Presiden juga melantik sembilan tokoh sebagai anggota dewan pengarah lembaga yang diberi tugas melakukan pembinaan ideologi Pancasila.
Pembentukan lembaga nonstruktural yang langsung bertanggung jawab kepada presiden ini merupakan tindak lanjut dari Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2017 yang ditandatangani Presiden pada 19 Mei 2017.
Namun, hanya setahun Yudi Latif mengemban amanah itu. Pada Juni 2018, Yudi mengundurkan diri dari jabatannya dengan alasan pribadi dan hingga kini belum ada penggantinya. Cerita pembinaan ideologi Pancasila pun ”menguap tertiup angin lalu”.
Semangat melakukan pembinaan ideologi Pancasila bukan saat ini saja. Pada era Presiden Soeharto, dibuat panduan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) yang disahkan dalam Ketetapan MPR No II/MPR/1978 tentang Ekaprasetia Pancakarsa. Untuk melaksanakan Tap MPR itu, dibentuk Badan Pembinaan Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (BP7), yang menerjemahkan pembinaan ideologi Pancasila melalui penataran-penataran P4 secara masif dalam berbagai level, mulai dari 100 jam, 45 jam, dan sebagainya.
Guna menyosialisasikan hasil Sidang Umum MPR 1978, termasuk Tap MPR tentang Ekaprasetia Pancakarsa, Presiden Soeharto membuka penataran bagi 100 pegawai RI golongan IV di Istana Bogor, 1 Oktober 1978 (Kompas, 27 September 1978).
Penataran serupa digelar di seluruh Indonesia hingga menjangkau 2,6 juta pegawai RI saat itu.
Hingga BP7 dibubarkan tahun 1998 melalui Tap MPR XVIII/MPR/1998 belum terukur apakah pembinaan ideologi Pancasila oleh BP7 telah membuat bangsa ini paham dan mampu mengamalkan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Perjalanan BP7 dan penataran P4-nya memberi pelajaran yang berharga bahwa menanamkan nilai-nilai Pancasila bagi anak negeri ini tidak cukup hanya dengan indoktrinasi dan penataran. Lebih dari itu, butuh keteladanan yang nyata terpampang di depan mata. (ELY)