Sekilas ruang pusat operasi studia II TVRI: tombol, dan dering telepon.
Penyelenggaraan perhelatan olahraga terbesar Asia, Asian Games IV, di Jakarta, 1962, menjadi bukti kehadiran untuk pertama kalinya media televisi Indonesia. Televisi Republik Indonesia (TVRI) mengabadikan pembukaan Asian Games IV yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Karno, 24 Agustus 1962.
Di tahun 1960-an, kondisi siaran televisi suaranya cukup bagus, tetapi gambarnya kurang proporsional. Kepala penyiarnya agak lebar di bagian atasnya dan meruncing ke bagian bawah. Hingga April 1965, jumlah pesawat televisi di Indonesia 35.219 buah dan 80 persennya ada di Jakarta. Saat itu lama siaran 2,5 jam yang dimulai pukul 19.00. Baru pada Sabtu dan Minggu menjadi 3 jam.
Bermodal awal satu studio berukuran 8 meter x 9 meter, untuk memperluas jangkauan pancaran TVRI kemudian membangun pemancar di Palabuhanratu, Cirebon, Gombel (Semarang), dan Cemara Sewu. Peralatan yang lebih modern didatangkan sehingga acara seperti Ganefo (1963), Thomas Cup (1967), dan pembukaan Olimpiade Montreal (26 Agustus 1972) bisa ditayangkan dan disaksikan masyarakat.
Ishadi, koordinator pemberitaan SEA Games X, 21-30 September 1979, di Jakarta, menceritakan, dirinya menurunkan 500 orang untuk meliput acara itu. Di studio II TVRI, sebagai pusat kendali, terpasang beragam alat yang dikendalikan master control seharga 11 juta dollar AS. Alat ini terhubung dengan delapan mobil lapangan. Ada 14 pesawat TV terpasang yang menampilkan beragam kegiatan dan dipantau tiga petugas. Telepon terus berdering melaporkan pertandingan dan permintaan slot untuk ditayangkan.
Ketika atlet renang Naniek Soewadji sedang meluncur, ada permintaan untuk menayangkan cabang lari. Dua petugas langsung melakukan switching. Lomba lari yang hampir mulai beberapa detik lagi akhirnya masih bisa ditayangkan.
Dari pusat kendali disampaikan pesan ke penyiar di lapangan untuk menghentikan sementara laporannya karena akan masuk siaran berita Nusantara pukul 17.00. Panggilan, jawaban, instruksi, bunyi dering telepon, dan ratusan tombol yang harus dioperasikan menjadi adrenalin selama 10 hari liputan SEA Games X. (JPE)
