Dalam Rencana Induk Jakarta tahun 1965-1985, Pluit, Jakarta Utara, menjadi bagian dari pengembangan Kota Jakarta. Pemerintah membentuk Badan Pelaksana Otorita Pluit (BPOP) DKI Jakarta untuk mengawasi pembangunan tanah seluas 810 hektar di kawasan itu.
Menurut rencana, tanah di Pluit sebagian besar untuk industri dan pergudangan (285 hektar), perumahan (135 ha), Waduk Pluit (85 ha), fasilitas sosial dan umum (40 ha), daerah hijau dan rekreasi (135 ha), serta jalan dan saluran (130 ha). Pembangunan waduk menjadi penting karena sejak awal 1960, Pluit menjadi bagian dari proyek penanggulangan banjir Jakarta yang diilakukan oleh Komando Proyek (Kopro) Banjir.
Pengerjaan waduk dimulai tahun 1964. Tanah galiannya digunakan untuk menimbun daerah sekitarnya yang saat itu berupa rawa dan empang. Awal 1970, pembangunan di Pluit dimulai. Sebuah pusat pembangkit listrik tenaga uap berkapasitas 200 MVA dibangun di Muara Karang yang selama ini dipasok dari gardu induk Jembatan Tiga. Pemasangan jaringan pipa air minum untuk daerah perumahan sepanjang 10,4 kilometer yang airnya dari pipa induk di Jalan Koja. Sebagai antisipasi peningkatan kebutuhan air minum sudah disiapkan pipa induk langsung dari Pejompongan yang didanai Jepang.
Perum Telkom menyediakan sambungan 300 nomor untuk Pluit dari sentral Kota. Nantinya juga akan dibangun sentral telepon baru tersendiri. Perluasan jaringan gas dimulai tahun 1972. Perumahan baru dibangun 2.500 unit secara bertahap hingga tahun 1980. Hingga Maret 1972, 400 rumah selesai dibangun dan semuanya terjual.
Menurut Ir Shafrin Manti, Ketua Harian BPOP, ada rumah yang terjual saat pembangunan. Rumah yang dibangun oleh PT Djawa Housing itu harganya bervariasi. Luas kavling kurang dari 200 meter persegi dijual Rp 4,5 juta, 200-300 meter persegi Rp 6 juta-Rp 7 juta, dan 300-500 meter persegi mencapai Rp 15 juta.
Selain sebagai pengendali banjir, potensi Waduk Pluit sebagai tempat rekreasi cukup besar. Namun, belum bisa dimanfaatkan mengingat waduk ini masih kotor. Waduk ini menjadi tempat menampung air Kali Cideng dan Krukut. Beberapa waktu lalu, Waduk Pluit mulai dibenahi. Waduk Pluit yang tadinya kumuh mulai tertata rapi. Harapan Shafrin 45 tahun lalu seolah terwujud. Semoga.... (JPE)