Von Cambruge, ahli yang didatangkan khusus UNESCO untuk menangani Candi Borobudur berani menjamin, candi yang dibangun pada abad VIII itu bisa bertahan 1.000 tahun lagi. Keyakinan itu disebabkan Borobudur yang ditemukan kembali tahun 1814 pada masa Gubernur Jenderal Inggris Sir Thomas Stamford Raffles telah dipugar dan diperkuat.
Pemugaran yang dilakukan sejak 1973 hingga 1983 antara lain dengan memperkuat struktur candi. Pada bagian bawah, misalnya, dibangun 2.000 meter kubik beton pelindung untuk menjaga stabilitas bangunan supaya tidak mudah terguncang.
Selain itu, menyadari ancaman terbesar candi adalah air hujan yang masuk ke celah-celah bebatuan, dibuatlah lapisan kedap air pada batuan candi sebelah dalam. Pada bagian lain juga dipasang tembaga di sela-sela batuan untuk mencegah menerobosnya air hujan.
Kalaupun air tetap masuk, dibuat saluran air untuk menampung air hujan yang menerobos celah batu agar air tidak tergenang di bagian bawah candi.
Langkah berikut adalah mengawetkan batuan candi dengan araldite. Penggunaan araldite hanya pada batu-bata bagian dalam, karena jika digunakan pada batuan luar dikhawatirkan batuan yang penuh ukiran akan berwarna hitam (Kompas, 19 November 1976).
Menyusun kembali sekitar 300.000 batuan Candi Borobudur tentu saja butuh waktu lama dan biaya yang tidak sedikit. Untunglah peran serta masyarakat internasional sangat bagus sehingga biaya pemugaran yang mencapai 11,9 juta dollar Amerika Serikat terpenuhi.
Selain dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, biaya pemugaran Candi Borobudur juga berasal dari masyarakat internasional, seperti dari Jerman, Perancis, Inggris, Jepang, Belanda, dan Amerika Serikat, serta UNESCO, badan PBB yang menangani pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan.
Hasilnya bisa dinikmati kini. Candi Borobudur berdiri megah dan kokoh serta menjadi daya tarik dunia. Semoga candi ini bisa bertahan 1.000 tahun, bahkan lebih, seperti keyakinan Von Cambruge. (THY)