Nostalgia ”Only You” The Platters

KOMPAS/AGUS SETIAWAN

*** Local Caption *** Nostalgia - Kiat menjual vokal dengan menggali nostalgia, dijalani konsisten oleh kelompok The Platters. Penampilannya di Ballroom-Grand Hyatt Jakarta malam tahun baru 1993, mampu membawa imajinasi pendengarnya ke masa indah yang telah lewat.

Konser nostalgia dari kelompok musik jadul menjadi tontonan laris dari masa ke masa di negeri ini. The Platters, kelompok vokal yang populer pada akhir 1950-an sampai awal 1960-an, berkonser di Jakarta pada Desember 1972. Artinya, itu adalah sekitar 15 tahun setelah masa jaya kelompok asal Los Angeles, Amerika Serikat, itu. Mereka terkenal dengan lagu seperti ”Only You (And You Alone)”, ”The Great Pretender”, dan ”Smoke Gets in Your Eyes”.

Dalam konser di Istora Senayan, Jakarta, lagu-lagu tersebut mengundang tepuk riuh penonton. ”Only You” direkam tahun 1953 dan menjadi lagu awet yang dibawakan oleh banyak penyanyi, termasuk Ringo Starr, awak The Beatles yang saat itu berkarier sebagai penyanyi tunggal.

”The Great Pretender” yang direkam tahun 1955 juga menjadi lagu abadi yang dipopulerkan kembali oleh Freddie Mercury sebagai penyanyi solo pada 1987. ”Smoke Gets in Your Eyes” ciptaan Jerome Kern pun tergolong lagu ”sejuta” penyanyi. Berkonser pada bulan Desember, The Platters juga membawakan lagu Natal, seperti ”White Christmas” dan ”Jingle Bells”.

The Platters tampil dengan formasi Penny Sullvan, JC Parish, Eugene Washington, Ray Wheaten, dan JB Butler. Ini formasi muda. Setidaknya mereka bukan formasi asli yang dibentuk tahun 1953 yang terdiri dari Cornell Gunter, Herb Reed, Alex Hodge, Joe Jefferson, David Lynch, dan Gaynel Hodge.

The Platters di Jakarta diiringi Orkes Puspa dari RRI Jakarta. Wartawan Kompas, Sumohadi Marsis, yang meliput pergelaran tersebut mencatat, ”mereka tetap mampu menyuguhkan musik yang mudah dinikmati”.

Seperti pada konser kelompok musik jadul, The Platters juga ditonton generasi lama dan remaja. Kompas mencatat, lagu mereka tidak saja dinikmati kalangan setengah tua, tetapi juga remaja.

Dengan catatan, ”meskipun agak terasa kebosanan terhadap gaya panggung yang serba teratur dan miskin variasi”. Sekadar catatan, saat itu Koes Plus dan band rock Inggris, Deep Purple, sedang sangat digemari. (XAR)