Nalo atau National Lottery, ”judi legal” berbentuk undian berhadiah yang beredar sejak Mei 1968, dibubarkan pada 20 September 1974. Saat itu bertepatan dengan penarikan undian yang ke-200. Sebagai gantinya, untuk aktivitas pengumpulan dana, Yayasan Rehabilitasi Sosial mengeluarkan Undian Dana Sosial (Dana). Kemudian, yayasan yang sama memunculkan Undian Harapan yang penarikan pertamanya dilakukan pada 5 Januari 1976.
Ketika pertama diundi, Nalo menyediakan hadiah Rp 2.500. Kala itu, harga mobil bekas merek Impala keluaran 1964 hanya Rp 1.500. Pada 1974, Undian Harapan menyediakan hadiah yang untuk ukuran zaman itu bisa menjadikan orang sebagai ”jutawan” mendadak. Hadiah pertama berupa uang Rp 60 juta. Hadiah ke II Rp 10 juta, dan ke III, Rp 3 juta. Pada masa itu, harga mobil Mercedes-Benz 200 adalah Rp 7,5 juta.
Undian itu memang memberi harapan yang tak terbayangkan oleh penerimanya. Jaminar Situmorang, peraih hadiah pertama Rp 60 juta, mengaku bingung. ”Yang kuharap-harapkan akhirnya datang juga. Tak tahulah aku hendak aku kemanakan uang sebanyak ini,” kata Jaminar seperti dikutip Kompas, 20 Juni 1974.
Undian Harapan seperti mengubah ”nasib” seseorang. Sali Saputra, sopir oplet di Karawang, Jawa Barat, yang menerima hadiah sebesar Rp 15 juta, berharap dapat mengubah nasib. ”Sudah waktunya bagiku untuk menjadi pengusaha, setelah sekian lama mencari nafkah sebagai sopir oplet,” kata Sali seperti dikutip Kompas, 4 September 1974.
Di antara pemenang undian itu, ada tokoh terkenal, yaitu Olan Sitompul, penyiar RRI Jakarta, yang juga pembawa acara di TVRI. Pada 1975, Olan menerima hadiah I yang saat itu sudah naik menjadi Rp 75 juta.
Wartawan Kompas, Valens Doy, menanyakan apakah Olan akan membeli mobil atau rumah mewah?
”Saya kira siapa pun suka akan hidup yang comfort. Kalau, toh, saya membeli barang-barang itu, bukankah itu wajar?” Namun, Olan memberi catatan bahwa kekayaan bukanlah segalanya. (XAR)