Penelitian pengobatan kanker terus berkembang untuk mendapatkan terapi paling efektif. Tahun 1981, di The Journal of the American Medical Association (JAMA) dilaporkan keberhasilan pengobatan tumor ganas dengan teknik chemoembolization oleh tim dokter dari Jepang.
Saat ini, teknik transarterial chemoembolization (TACE) atau kemoembolisasi lewat arteri menjadi standar emas dan terapi utama untuk tumor ganas atau kanker hati. Tak hanya di luar negeri, sejumlah rumah sakit di Indonesia sudah mampu melaksanakan prosedur pengobatan ini.
Dalam situs National Center for Biotechnology Information disebutkan, terapi lewat arteri mulai dikembangkan pada 1953 oleh Dr Sven-Ivar Seldinger, ahli radiologi dari Swedia.
Tahun 1974, ilmuwan Perancis melaporkan penggunaan teknik embolisasi arteri hepatik untuk terapi kanker hati. Teknik serupa diteliti para ilmuwan Jepang. Teknik ini diterapkan kepada pasien pada akhir 1970-an. Hasilnya dilaporkan di JAMA.
Teknik ini memadukan kemoterapi lokal dengan prosedur embolisasi. Prosedur invasif minimal ini dilaksanakan ahli radiologi. Caranya dengan memasukkan kateter ke pembuluh darah dipandu citra sinar-X dengan bantuan zat kontras.
Lewat kateter, obat antikanker disuntikkan ke pembuluh darah yang memasok darah ke tumor bersama zat embolik. Dengan demikian, zat antikanker merasuk ke tumor, sementara pasokan darah ke tumor dihadang zat embolik.
Akibatnya, tumor akan menyusut. Tergantung tipe tumor dan ukurannya, TACE bisa digunakan sebagai terapi tunggal ataupun dikombinasikan dengan operasi, kemoterapi, radiasi, atau ablasi.
Prosedur ini cukup aman. Umumnya pasien mengalami efek samping berupa nyeri, mual, muntah, dan demam. Nyeri terjadi karena pasokan darah ke area yang diterapi diputus. Efek samping tersebut bisa diatasi dengan obat.
Sekitar 70 persen pasien mengalami perbaikan fungsi hati. Tergantung jenis kanker hati, terapi ini bisa meningkatkan kualitas hidup dan tingkat kelangsungan hidup.
Tak hanya kanker stadium lanjut, kini TACE juga digunakan untuk kanker hati stadium awal. Keuntungan teknik ini dibanding operasi adalah meminimalkan trauma dan rasa sakit, waktu rawat inap dan pemulihan lebih cepat, serta biaya lebih murah. (ATK)