Sebagai benda paling terang di langit malam, Venus menjadi obyek keingintahuan manusia, bahkan sejak awal peradaban. Pengamatan para astronom suku Maya, 650 tahun sebelum Masehi, menghasilkan kalender Maya yang begitu akurat.
Venus adalah salah satu planet dalam sistem tata surya dan mengorbit Matahari secara periodik. Posisinya sebagai planet kedua dari Matahari dan Bumi ketiga membuat Venus suatu ketika berada antara Matahari dan Bumi—tampak seperti titik hitam di permukaan Matahari—yang dikenal sebagai transit.
Mengamati transit Venus membantu para astronom mempelajari planet ini sekaligus memahami sistem tata surya dan Bumi tempat kita tinggal. Menurut NASA Science, transit Venus terjadi berpasangan dan berjarak seabad dengan pasangan berikutnya: 1631 dan 1639, 1761 dan 1769, 1874 dan 1882, serta 2004 dan 2014. Setelah itu, transit baru terjadi lagi 2117.
Meski tak dapat dihuni karena panasnya, kedekatan Venus dengan Bumi membuat penasaran para astronom untuk mengeksplorasi. Tak heran jika AS dan Soviet kala itu (kini Rusia) bersaing mendaratkan misi.
Pada 12 Februari 1961, Soviet meluncurkan Venera 1, wahana pertama ke Venus. Namun, panas tinggi membuat wahana tidak berfungsi dan hilang kontak saat masih berjarak 100.000 km dari Venus.
Encyclopedia Britannica menyebutkan, Venera 3 yang diluncurkan 1966 juga gagal, hancur begitu mendarat. Justru American Mariner 2 dari Amerika Serikat, meluncur pada 1962, yang sukses mengirim data Venus dari jarak 35.000 km.
Pada 15 Desember 1970, barulah Venera 7 berhasil mendarat di Venus. Wahana ini bisa kontak dengan Bumi selama 23 menit dan mengirim data suhu permukaan planet: 455-475 derajat celsius.
Sementara Venera 8, yang diluncurkan 27 Maret 1972 dan mendarat di Venus empat bulan kemudian, 22 Juli 1972, sukses mengirim data lapisan awan dan komposisi kimia batuan planet.
Pelbagai wahana kemudian dikirim ke Venus sampai saat ini. Namun, dari 40 lebih wahana—baik dari Rusia, Uni Eropa, Jepang, maupun Amerika Serikat—hanya sebagian yang berhasil mendarat. (NES)