Sabtu 7 April 1973 malam, Picasso masuk studio untuk melukis. Sebelumnya, pelukis kelahiran Spanyol yang tinggal di Perancis itu masih menggelar jamuan makan malam dengan sahabat. Minggu pagi, ia mengeluh sakit dan istrinya, Jaquiline, langsung memanggil dokter. Sepuluh menit kemudian dokter datang, tetapi Picasso sudah tutup usia dalam usia 91 tahun akibat serangan jantung di rumahnya di Mougin, Perancis.
Pablo Ruiz Picasso, seniman kelahiran Malaga, Spanyol, 25 Oktober 1881, itu meninggal di antara timbunan ratusan karya besarnya sendiri yang ia kumpulkan. Ia memang hanya sedikit menjual karyanya kepada orang lain. Koleksi lukisan tersebut ia tempatkan di ruang khusus dan hanya sedikit orang tertentu yang diperbolehkan masuk menikmati karyanya.
Seluruh dinding rumahnya dibiarkan telanjang tanpa lukisan. Koleksi karyanya, termasuk lukisan Henri Rousseau, Henri Matisse, dan Modigliani, tersebar di sudut-sudut ruang, tertumpuk di bangku-bangku.
Salah satu karya Picasso yang tersohor adalah ”Guernica”. Karya ini bergaya kubisme, sebuah gerakan seni garda depan pada awal abad ke-20 di Eropa, di mana Picasso menjadi salah seorang pelopornya. Lukisan cat minyak di atas kanvas berukuran 3,49 meter x 7,76 meter ini diselesaikan pada Juni 1937. Lukisan dibuat sebagai reaksi Picasso atas pengeboman pasukan Nazi Jerman dan pesawat udara Italia atas kota Basque, Spanyol, dalam Perang Dunia II.
Dibuat dengan warna abu-abu, hitam, dan putih, Picasso menggambarkan manusia sekarat, kuda dan banteng meronta ditikam maut, di tengah api dan asap mesiu. ”Guernica” dianggap sebagai lukisan antiperang yang menyentuh dan kini disimpan di Museum Reina Sofía, Madrid, Spanyol.
Lukisan Picasso masih berada di jajaran karya mahal di jagat perlukisan. Salah satunya ”The Women of Algiers (Version 0)” yang laku dengan harga 179,4 juta dollar AS atau Rp 2,38 triliun di Balai Lelang Christie’s, New York, pada 2015. (XAR)