Ketika Kompas menurunkan berita serangan udara pesawat-pesawat tempur Amerika Serikat di Hanoi pada April 1972, Perang Vietnam telah berlangsung selama 18 tahun. Pengeboman yang dilakukan AS itu merupakan yang pertama kali setelah Presiden AS Johnson menghentikannya pada 1968.
Sasaran pengeboman adalah pelabuhan utama Haiphong yang terletak sekitar 90 kilometer dari Hanoi, yang menjadi tempat penyimpanan perbekalan logistik dan amunisi pasukan Vietnam Utara. Namun, perlawanan pasukan Utara sangat gigih. Mereka berhasil menembak jatuh sedikitnya 11 pesawat tempur AS, satu di antaranya adalah pesawat pengebom B 52.
Serangan itu menimbulkan protes besar di AS yang sebagian besar warganya menginginkan agar perang segera berakhir. Senator Demokrat, Edward Kennedy, dari Massachusetts menyatakan, serangan itu merupakan langkah tanpa perhitungan.
Kesepakatan damai untuk mengakhiri perang di Vietnam ditandatangani di Paris pada 27 Januari 1973. Pihak-pihak yang terlibat adalah Republik Demokratik Vietnam (Vietnam Utara), Republik Vietnam (Vietnam Selatan), dan Amerika Serikat.
Langkah ini berujung pada Nobel Perdamaian untuk Penasihat Keamanan Nasional AS Henry Kissinger dan juru runding Vietnam Utara, Le Duc Tho, tetapi Le Duc Tho menolaknya.
Namun, kesepakatan damai itu gagal diterapkan karena AS menarik diri dan menghentikan bantuannya kepada Vietnam Selatan. Pada Maret 1973, perang kembali pecah dan Selatan jatuh ke tangan Utara pada 1975.
Perang Vietnam yang dimulai pada 1956 dan berakhir pada 1976 melibatkan 2,5 juta tentara AS. Sepertiga dari jumlah itu diterjunkan ke medan perang karena wajib militer, sedangkan dua pertiganya atas keinginan sendiri.
Dari jumlah itu, 12,5 persen merupakan tentara berkulit hitam dan 85 persen berkulit putih. Jumlah korban jiwa tentara AS mencapai 58.214 orang, sedangkan yang dinyatakan hilang sekitar 17.000 orang. (MYR)