logo Kompas.id
Arsip KompasKeselamatan Jadi Perhatian...
Iklan

Keselamatan Jadi Perhatian Utama

Oleh
· 2 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/Gaqcy8DDulLJORG5rULSq7dUA1I=/1024x658/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F04%2FBW-19740425-38-AND022_1556182626.jpg
KOMPAS/MARKUS DUAN ALLO

Menteri Perhubungan Emil Salim (membelakangi lensa), Rabu (24/4/1974) petang ke lokasi dengan helikopter ke desa Pengulon, sekitar enam km barat Posko kecelakaan. Ia disertai Dubes AS David Newsom, Dubes Perancis Pierre Gorce dan Konjen Jepang Kiichi Tanada. Sulitnya medan tempat pesawat Boeing 737 Pan Am jatuh di desa Tinga Tinga, Bali, membuat potongan-potongan daging tubuh yang tak dikenali saja yang bisa dibawa menuruni bukit tempat pesawat jatuh.

Jatuhnya pesawat Boeing 707 Pan Am di Bukit Tinga-Tinga, Buleleng Barat, Bali, 22 April 1974, mengubur impian pasangan pengantin yang hendak berbulan madu di Pulau Dewata. Setidaknya dua pasang pengantin menjadi bagian dari 107 penumpang/awak yang tewas dalam penerbangan itu. Selain Jepang, sebagian penumpang pesawat juga berkewarganegaraan Perancis, Australia, dan Filipina.

Kompas edisi 25 April 1974 memberitakan, pesawat sedianya transit di Bandara Ngurah Rai sebelum melanjutkan penerbangan ke Sydney, Australia. Sekitar 5 menit menjelang pendaratan di Denpasar (22.30 Wita), ”burung besi” yang dioperasikan maskapai penerbangan dari Amerika Serikat itu jatuh di tebing Bukit Tinga-Tinga, kira-kira 78 kilometer barat laut Bandara Ngurah Rai.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000