Leonid Ilyich Brezhnev, yang lahir pada 19 Desember 1906, merupakan Sekjen Partai Komunis Uni Soviet sejak 1966. Ia diangkat oleh parlemen secara aklamasi sebagai kepala negara Uni Soviet pada 16 Juni 1977. Sebelumnya, di hari yang sama, parlemen secara bulat mengumumkan pemberhentian Nikolai Podgorny sebagai presiden.
Drama di parlemen itu menunjukkan Podgorny harus menerima kekalahan pahit dari lawan politiknya dengan cara yang menyakitkan. Ketika datang ke parlemen, Podgorny mengendarai mobil limusin mewah yang merupakan hak prerogatif pemimpin terkemuka Soviet. Namun, ketika pulang, Podgorny diantar dengan sedan Volga biasa.
Begitu sidang parlemen dibuka, parlemen menyatakan bahwa Podgorny dibebastugaskan dari jabatan presiden atas permintaannya karena sudah sampai pada masa pensiun. Namun, menurut The Washington Post (13/1/1983), Podgorny dikeluarkan dari Politburo setelah berkonfrontasi dengan Brezhnev. Podgorny menolak mundur dan memberi jalan bagi Brezhnev untuk menjadi presiden.
Padahal, Podgorny, Brezhnev, dan PM Alexei Kosygin merupakan triumvirat yang bahu-membahu menggulingkan kekuasaan Nikita Kruschev pada 1964.
Setelah terpilih sebagai presiden, Brezhnev merangkap jabatan sebagai pemimpin tertinggi Partai Komunis, hal yang baru dalam sejarah Uni Soviet. Ia dianggap sebagai pemimpin Soviet yang paling berkuasa sejak era Stalin.
Dalam era kepemimpinannya, Brezhnev memerintahkan invasi Soviet ke Cekoslowakia dan kemudian mengeluarkan apa yang disebut dengan ”doktrin Brezhnev”. Intinya, Uni Soviet bisa mengintervensi semua negara Eropa Timur jika kekuasaan komunis di negara itu terancam. Pada masa perang Dingin itu Brezhnev secara masif membangun persenjataan nuklir.
Pada 1978 Brezhnev memerintahkan invasi ke Afghanistan untuk mendukung rezim komunis di negara itu melawan pemberontakan yang didukung Amerika Serikat. Brezhnev meninggal pada 1982 dan digantikan oleh Yuri Andropov. (MYR)