Secara politik dan ekonomi, hubungan Indonesia- Australia diwarnai pasang-surut. Namun, dari sisi budaya, hubungan kedua negara senantiasa hangat dan cair.
Sejak 1970-an, Pemerintah Australia menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa asing pertama yang diajarkan di sekolah menengah Australia. Kompas edisi 25 Juni 1970 memuat pernyataan Direktur Jenderal Pendidikan Tb Bachtiar Rivai tentang respeknya ”Negara Kanguru” terhadap Indonesia sebagai negara tetangga terdekatnya di Asia Tenggara.
Kini ada sekitar 160.000 orang Australia yang berminat belajar bahasa Indonesia. Angka ini dikemukakan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull saat mendampingi kunjungan Presiden Joko Widodo ke negara tersebut, Februari 2017.
Waktu itu, di hadapan sekitar 2.500 pelajar, mahasiswa, dan warga Indonesia di Australia, Jokowi meresmikan tiga balai bahasa Indonesia, yakni di Perth, Canberra, dan Melbourne (Kompas, 28/2/2017). Turnbull menilai Indonesia sebagai destinasi terpopuler bagi pemuda Australia yang ingin belajar di Asia melalui program Colombo Plan.
Hasil penelitian Australia-Indonesia Center (AIC) yang dilakukan Ernst & Young Sweeney, seperti dirilis Senin (15/8/2016), juga menyatakan, Indonesia dan Australia berbagi pandangan yang sama tentang perdagangan, pendidikan, dan pariwisata.
Jejak akulturasi antara bangsa yang mendiami Nusantara dan komunitas di pesisir utara Australia bahkan sudah terentang sejak abad ke-18. Campbell Macknight, profesor dari Australian National University, dalam The Voyage to Marege’ (1976), mengungkap para pelaut Makassar pada masa itu memburu teripang hingga sekitar Darwin, Australia Utara. Buku ini berjudul asli The Voyage to Marege’: Macassan Trepangers in Northern Australia dan diterbitkan pertama kali oleh Melbourne University Press dalam bahasa Inggris pada 1976, kemudian diterjemahkan ke bahasa Indonesia oleh Penerbit Ininnawa (2017). Buku ini salah satu buku rujukan studi perdagangan maritim abad ke-17 di Indonesia.
Sejumlah diksi dalam bahasa Makassar diserap ke dalam bahasa Aborigin, misalnya rupiya untuk uang, balanda untuk orang asing, dan mutiyara untuk mutiara. (NAR)