Pengakuan Filipina atas kemerdekaan dan kedaulatan Singapura merupakan tonggak penting dalam hubungan kedua negara. Malacanang, Istana Presiden Filipina, Sabtu (25/6/1966), menyatakan, pemerintah dan rakyat Filipina bahagia atas berdirinya negara baru Singapura (Kompas, 27/6/1966). Filipina telah merdeka pada 9 Agustus 1965.
Setahun setelah pernyataan resmi Malacanang, Filipina membuka kantor konsulat jenderal (konjen)-nya di Singapura. Hubungan diplomatik penuh dua negara itu baru dimulai ketika Manila meningkatkan status konjen menjadi kedutaan besar di Singapura, 16 Mei 1969.
Meski demikian, saat itu Singapura belum memiliki misi diplomatiknya di Manila. Semua urusan negara pulau itu di Filipina ditangani Kedubes Malaysia. Saat Filipina- Malaysia bersitegang akibat masalah Sabah pada November 1968, semua urusan negara pulau itu di Filipina ditangani Kedubes Thailand (The Straits Times, 16/5/1969, halaman 11).
Seiring perjalanan waktu, hubungan Filipina-Singapura semakin kuat dari tahun ke tahun. Kerja sama kedua negara ini pun berkembang dan menjangkau berbagai bidang penting, baik ekonomi, bisnis, pariwisata, keamanan, sosial budaya, kemaritiman, militer, maupun sektor vital lain, termasuk ketenagakerjaan.
Dua negara itu juga memiliki banyak kesepakatan kerja sama di banyak sektor strategis, termasuk sektor rumah tangga. Sekitar 200.000 warga Filipina kini menetap dan bekerja di Singapura. Sekitar 60 persen di antaranya adalah pekerja profesional, ahli atau terlatih, dan sebagian lagi asisten rumah tangga.
Singapura pun telah tumbuh menjadi mitra dagang utama untuk Filipina: empat besar di dunia dan pertama di Asia Tenggara (ASEAN) dengan nilai total perdagangan bilateral 9,57 miliar dollar AS pada 2017. Singapura juga merupakan investor asing ketiga besar di Filipina.
Di Manila, Kedubes Singapura menjadi host peringatan 50 tahun hubungan persahabatan mereka, 30 Mei 2019. Menurut situs web Kedubes Filipina di Singapura, relasi keduanya semakin kuat, akrab, dan dinamis. Ini sesuai dengan harapan Presiden Ferdinand Marcos, Juni 1966, agar dua negara itu bisa terus menikmati hubungan akrab dan bersahabat (Kompas, 27/6/1966). (CAL)