Hari ini 45 tahun lalu, harian Kompas memberitakan hasil final Piala Dunia 1974 saat Jerman Barat keluar sebagai juara. Laga puncak tersebut menghiasi halaman 1 Kompas untuk merespons ”demam” Piala Dunia yang laga finalnya untuk pertama kali disiarkan Televisi Republik Indonesia (TVRI) secara langsung!
Jerman, yang kala itu masih bernama Jerman Barat, menjadi juara setelah mengalahkan Belanda, 2-1, pada laga yang berlangsung di Stadion Olimpiade Muenchen. Ini adalah gelar juara dunia kedua bagi Jerman setelah mereka meraihnya pada 1954.
Belanda unggul lebih dulu lewat penalti Johan Neeskens setelah Johan Cruyff diganjal Bertie Vogts di kotak penalti. Jerman membalas juga lewat titik putih oleh Paul Breitner dan kemudian gol Gerd Mueller membuyarkan mimpi Belanda.
Meski pesawat televisi di Indonesia pada 1974 masih menggunakan teknologi tabung dan belum berwarna alias hitam-putih, pesta bola yang berlangsung di Benua Biru itu telah sanggup membangkitkan euforia sepak bola di Tanah Air.
Berkat seringnya TVRI memberitakan sepak bola Liga Jerman (Barat), bahkan kadang-kadang menyiarkan secara langsung laga-laga besar (big match), publik pencinta sepak bola di Indonesia sudah sangat akrab dengan nama-nama seperti Franz Beckenbauer, Vogts, Sepp Maier, atau Mueller.
Pasukan Oranye Belanda juga telah mendapatkan tempat di hati penggila bola Tanah Air. Nama-nama hebat, seperti Johan Cruyff, Ruud Krol, Johan Neeskens, dan Johni Rep, juga sangat akrab bagi publik Indonesia.
Beckenbauer kemudian kembali mengantarkan Jerman meraih gelar juara dunia pada 1990. Bukan sebagai pemain, Beckenbauer berperan sebagai pelatih sehingga menjadikan dia satu dari sedikit sekali tokoh yang mampu menjadi juara dunia sebagai pemain dan pelatih.
Setelah 1990, Jerman kembali merebut gelar pada Piala Dunia Brasil 2014. Dengan empat gelar juara dunia, Jerman hanya satu level di bawah Tim Samba Brasil yang sejauh ini menjadi negara paling sukses dengan lima gelar juara dunia. (JOY)