Generasi pencinta sepak bola yang lahir pada dekade 60-an atau 70-an tentu akan sangat familiar dengan nama Mario Kempes, Leopoldo Luque, atau sang kapten Daniel Passarella. Ya, mereka adalah para pahlawan sepak bola Argentina yang membawa negara itu menjuarai Piala Dunia 1978 saat mereka mendapat kehormatan sebagai tuan rumah.
Itulah untuk pertama kalinya Argentina—yang kemudian pada 1986 melahirkan mahabintang Diego Armando Maradona—menjadi juara dunia. Sukses merebut trofi paling bergengsi di dunia itu sekaligus mengakhiri persaingan getir Argentina melawan dua tetangga yang lebih dahulu sukses, Brasil dan Uruguay.
Kemenangan di final atas Belanda dengan skor 3-1 tersebut merupakan akhir dari jalan panjang Argentina untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia sekaligus juara dunia. Pada Juli 1966 di London, badan tertinggi sepak bola dunia FIFA menunjuk Argentina, yang masih bergejolak secara politik dan ekonomi, untuk menjadi tuan rumah pesta akbar empat tahunan tersebut.
Hari ini empat puluh empat tahun lalu, Kompas (3 September 1975) memuat berita tentang 99 negara yang memastikan ikut kualifikasi Piala Dunia 1978. Berita itu menyebutkan, jumlah 99 negara anggota FIFA yang mendaftar tersebut persis sama dengan jumlah yang mendaftar untuk kualifikasi Piala Dunia 1974 yang digelar di Jerman Barat.
Seperti halnya kualifikasi 1974, ke-99 negara menjalani laga-laga penyisihan berdasarkan zona konfederasi yang saat itu terdiri dari zona Eropa, Amerika Selatan, Amerika Tengah dan Utara, Afrika, Asia Tengah, dan Asia Timur. Indonesia mengikuti di zona Asia Timur.
Zona Eropa paling banyak meloloskan tim ke putaran final dengan 10 negara, termasuk tiga tim kuat, yakni juara bertahan Jerman Barat, Belanda (runner-up 1974), dan Italia. Zona Amerika Selatan menyertakan tiga wakil, yakni Argentina, Brasil, dan Peru, sementara Afrika diwakili Tunisia. Amerika Tengah meloloskan Meksiko, sementara Asia hanya diwakili Iran. (JOY)