Indonesia Pernah Punya Juara ”Grand Slam”

KOMPAS/JULIAN SIHOMBING

Yayuk Basuki

Jauh sebelum Yayuk Basuki mengharumkan nama Indonesia di kancah tenis dunia pada dekade 1990-an, petenis-petenis terbaik negeri ini telah mengukirkan namanya di arena internasional. Paling tidak di Asia dan Asia Tenggara, Indonesia adalah negara yang sangat disegani berkat penampilan para legenda seperti Yolanda Soemarno dan Lita Sugiarto di kelompok perempuan atau Atet Wijono, Gondowijoyo, dan Yustedjo Tarik di kelompok putra.

Harian Kompas pada Senin, 9 Oktober 1978, memuat berita tentang keberhasilan Yolanda Soemarno—usia 32 tahun saat itu—menjadi juara Sirkuit Jawa. Kala itu menjadi juara di Sirkuit Jawa—yang merupakan rangkaian turnamen di tiga kota dengan permukaan lapangan yang berbeda-beda—kira-kira setara dengan juara sewilayah Asia Tenggara karena sirkuit ini diikuti juga oleh petenis-petenis terbaik kawasan seperti dari Filipina, Thailand, dan Malaysia.

Sirkuit Jawa 1978 dimulai di Surabaya dengan permukaan lapangan rumput, kemudian dilanjutkan di Semarang di lapangan keras, dan berakhir di lapangan tanah liat Senayan, Jakarta. Yolanda sukses menjuarai seluruh rangkaian dan berhak atas sebutan juara ”Grand Slam”.

Setelah era Yolanda dan Lita berakhir, sektor putri tenis Indonesia melahirkan Suzana Anggar Kusuma dan Yayuk Basuki yang mengharumkan Indonesia di level Asia dengan merebut medali emas di Asian Games. Yayuk juga merebut medali emas tunggal putri Asian Games 1998 di Bangkok, Thailand, untuk menyamai pencapaian Lita Sugiarto yang merebut emas Asian Games 1966 di Teheran dan Asian Games 1974 di Bangkok.

Prestasi Yayuk bahkan lebih mendunia setelah petenis asal Yogyakarta itu menebus kelompok elite 20 besar dunia pada medio 1990-an. Di ajang Grand Slam, Yayuk juga menembus babak perempat final Wimbledon (1997) dan babak keempat Australia Terbuka (1998). Kelompok putri juga memunculkan nama Angelique (Angie) Widjaja yang menjuarai Wimbledon Junior 2001. Sayangnya, karier Angie terhenti akibat cedera.

(JOY)