Hari Senin, 27 Oktober 1975, merupakan salah satu hari paling bersejarah dalam hubungan Mesir dan Amerika Serikat (AS). Saat itu, Presiden Anwar Sadat tiba di Washington DC untuk bertemu Presiden Gerald Ford,
Oleh
Pascal S. Bin Saju
·2 menit baca
Hari Senin, 27 Oktober 1975, merupakan salah satu hari paling bersejarah dalam hubungan Mesir dan Amerika Serikat (AS). Saat itu, Presiden Anwar Sadat tiba di Washington DC untuk bertemu Presiden Gerald Ford, seperti diberitakan Kompas, Selasa, 28 Oktober 1975.
Sadat pun tercatat dalam sejarah hubungan kedua negara itu sebagai Presiden Mesir pertama yang melawat ke AS sejak Mesir merdeka dari Inggris pada 1922. Selama lima dekade lebih kemerdekaannya, belum ada Presiden Mesir yang berkunjung ke AS. Misi utama Sadat adalah ingin membujuk Presiden Ford untuk mengurangi pengiriman senjata AS kepada Israel.
Hubungan Mesir-Israel tidak pernah mesra sejak nenek moyang Israel keluar dari Mesir ribuan tahun lalu. Sejarah modern mencatat, perang Israel-Mesir dimulai pada perang Arab-Israel 1948. Itu adalah konflik bersenjata pertama dari rangkaian konflik Israel dengan tetangga-tetangga Arabnya. Israel menyatakan merdeka pada 14 Mei 1948, tetapi esok harinya diserbu Mesir dan sekutu Arabnya.
Pada era Sadat, yang berkuasa sejak 20 Oktober 1970, rangkaian konflik berakhir ketika Mesir memimpin Perang Yom Kippur melawan Israel, 6 Oktober 1973. Mesir berhasil menyeberangi Suez dan penguasaan Garis Bar Lev, benteng pertahanan Israel di sisi timur terusan. Resolusi 339 PBB yang diikuti gencatan senjata mengakhiri perang pada 26 Oktober 1973.
Ketika Sadat kemudian meminta AS untuk mengurangi pasokan senjata ke Israel, sejatinya dia sedang mulai menyemai benih perdamaian bagi Timur Tengah. Perjanjian damai itu akhirnya diteken Sadat dan PM Israel Menachem Begin di Camp David, AS, pada 1978, yang mengantar mereka meraih Nobel Perdamaian, dan diikuti Perjanjian Damai Mesir-Israel pada 1979.
Namun, pada 6 Oktober 1981, Sadat ditembak mati dalam parade militer untuk memperingati penyeberangan bersejarah 6 Oktober 1973. Dia tembak Khalid Islambouli, anggota Jihad Islam, kelompok yang tidak menginginkan Mesir berdamai dengan Israel.