Peristiwa pada fajar 1 Muharam 1400 H (20 November 1979) menyentak dunia. Lebih dari 200 orang bersenjata api menyerbu Masjidil Haram di Mekkah, Arab Saudi, dan menduduki masjid tempat kiblat umat Islam seluruh dunia itu.
Sekitar pukul 05.15, saat Imam Masjidil Haram Sheikh Muhammad al-Subayil baru menyelesaikan shalat Subuh, senjata api menyalak di pelataran Kabah. Dua polisi tak bersenjata yang berjaga di sekitar Kabah tumbang seketika. Seratusan ribu anggota jemaah berhamburan karena panik dan berusaha menyelamatkan diri.
Beberapa saat kemudian, Juhayman al-Otaibi, salah satu penyerang, sambil menenteng senjata otomatis merebut mikrofon Imam Al-Subayil dan memberikan instruksi kepada rekan-rekannya. ”Naik ke menara! Petembak jitu ambil posisi! Tutup semua pintu! Kerahkan penjaga! Tempatkan penjaga di depan setiap pintu!”
Harian Kompas, Kamis, 22 November 1979, memberitakan, penyerbuan itu dilakukan kelompok kaum Mahdi. Pemimpin mereka yang mengklaim diri sebagai Imam Mahdi diketahui bernama Muhammad bin Abdullah al-Qahtani. Menurut harian The New York Times edisi 21 November 1979, penyerang bersenjata diyakini adalah militan dari Iran.
Petugas keamanan Arab Saudi berhasil melumpuhkan penyerang setelah mereka menduduki tempat suci umat Islam itu selama 15 hari. Al-Qahtani ditemukan tewas, sementara Juhayman tertangkap dan lalu dihukum mati bersama 62 rekannya.
Secara keseluruhan, ada 255 orang tewas dan 560 orang terluka dalam peristiwa itu, termasuk jemaah (sebagian adalah jemaah haji yang belum meninggalkan Mekkah), petugas keamanan, dan kaum Mahdi. Korban dari petugas keamanan sebanyak 127 orang tewas dan 451 orang terluka.
Harian Arab News (arabnews.com) yang berbasis di Riyadh menyebutkan, di antara jemaah yang tewas berasal dari Indonesia, Pakistan, India, Burma, dan Mesir.
Setelah peristiwa 40 tahun lalu itu, tempat-tempat suci yang diziarahi umat Islam dijaga superketat. Saat ini, area Masjidil Haram dan sekitarnya dipantau selama 24 jam melalui 2.200 kamera digital beresolusi tinggi serta tidak kurang dari 5.000 petugas keamanan. (LAM)