Pada 25 November 1968 Presiden Filipina Ferdinand E Marcos mengatakan, jika suatu saat AS meninggalkan Asia, tidak perlu ada rasa kecewa.
Oleh
SIMON SARAGIH
·2 menit baca
Pada 25 November 1968 Presiden Filipina Ferdinand E Marcos mengatakan, jika suatu saat AS meninggalkan Asia, tidak perlu ada rasa kecewa. Asia semakin dewasa dan bisa mengatur dirinya. Ini dia ucapkan dengan tambahan kalimat bahwa ke depan Asia harus terbiasa berkawan dengan China yang komunis.
Tampaknya situasi ini yang sedang terjadi sekarang. Bukan hanya Asia, AS pun harus terbiasa dengan China walau berbeda ideologi. Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Liong, saat berbicara pada pembukaan konferensi keamanan ”Shangri-La Dialogue” di Singapura pada 31 Mei 2019, meminta AS harus bisa menerima kenyataan dengan posisi China yang ingin berperan di dunia.
Ini dia katakan juga dengan alasan China punya trauma sejarah dengan penjajahan asing sehingga tak lagi mau didikte. Tentu PM Lee mengatakan akan tetap bersikap netral, tidak memilih China atau AS. Di bawah Presiden Barack Obama, AS tetap menancapkan poros Asia dengan kesadaran bahwa di dunia ini negara kuat bukan AS semata. Namun, AS di bawah Presiden Donald Trump mengarah ke isolasionis dengan program ”America First” hingga memerangi sekutu tradisional, Jepang dan Korea Selatan, secara dagang.
Presiden Barack Obama, AS tetap menancapkan poros Asia dengan kesadaran bahwa di dunia ini negara kuat bukan AS semata.
Kenyataannya AS belum siap enyah dari Asia. Hanya saja, Menhan AS Mark Esper menyadari ada kendala biaya dan perlawanan dari China dalam bentuk modernisasi persenjataan (Wall Street Journal, 23 Oktober 2019). Pilihan AS adalah mereposisikan diri. Presiden China Xi Jinping rajin mendekati Asia. Para pejabat China getol mengampanyekan negara mereka sebagai kekuatan damai. Asia tidak usah meratapi kepergian AS, juga tidak perlu menerima total China.
Pakar hubungan internasional dari University of Chicago, John Mearsheimer, mengatakan, pembiaran satu kekuatan bertahan akan mengulangi sejarah hegemonik anarkistis atau seenaknya. Hal terbaik adalah rivalitas di antara kekuatan yang relatif seimbang. Ke depan situasi paling dimungkinkan adalah reposisi AS sekaligus sikap China yang juga lebih baik terhadap AS.