Kerusuhan Malari terjadi saat kunjungan Perdana Menteri Jepang Tanaka ke Jakarta, membuat belasan orang meninggal dan ratusan orang terluka, hampir seribu mobil dan motor dibakar, serta sejumlah bangunan rusak.
Oleh
Marcellus Hernowo
·2 menit baca
Satu lagi lembaran hitam dalam pertumbuhan negara. Itulah kata Presiden ke-2 RI Soeharto dalam biografinya berjudul Anak Desa: Biografi Presiden Soeharto, terkait kerusuhan pada 15 Januari 1974 di sejumlah tempat di Jakarta. Peristiwa itu belakangan disebut dengan Malari atau Malapetaka 15 Januari.
Kerusuhan yang terjadi bersamaan dengan kunjungan Perdana Menteri Jepang (saat itu) Tanaka ke Jakarta ini membuat belasan orang meninggal dan ratusan orang terluka, hampir seribu mobil dan motor dibakar, serta sejumlah bangunan rusak.
Salah satu orang yang harus membayar amat mahal peristiwa itu adalah Hariman Siregar. Setelah menjalani persidangan selama sekitar empat bulan, mantan Ketua Dewan Mahasiswa Universitas Indonesia itu divonis enam tahun penjara oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Sampai saat ini masih banyak hal yang belum jelas terkait Peristiwa Malari.
Harian Kompas edisi 23 Desember 1974 menulis, Hariman dinyatakan melakukan tindak pidana subversi. Hariman akhirnya hanya menjalani penjara sekitar dua tahun enam bulan. Namun, dalam proses itu, ayah dan anak kembarnya meninggal, sedangkan istrinya menderita sakit.
Setelah Peristiwa Malari, sejumlah langkah diambil Soeharto. Sumitro dicopot dari posisinya sebagai Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban. Lembaga asisten pribadi presiden (aspri) dibubarkan dan Ali Moertopo yang ada di dalamnya dipindahkan ke Bakin. Pembubaran aspri memang jadi salah satu tuntutan mahasiswa saat itu. Tuntutan lainnya adalah pemberantasan korupsi dan perubahan kebijakan ekonomi.
Namun, sampai saat ini masih banyak hal yang belum jelas terkait Peristiwa Malari, misalnya terkait penggerak kerusuhan dan kaitannya dengan konflik elite saat itu. Ini membuat Peristiwa Malari sampai saat ini tetap menjadi lembaran hitam.