logo Kompas.id
Arsip KompasResep Kemajuan Korea Selatan
Iklan

Resep Kemajuan Korea Selatan

Pada tahun 1969, Korsel masih berkutat dengan masalah perang dingin dengan Korea Utara (Korut) setelah perang Korea (1950-1953). Korupsi dan nepotisme masih jadi masalah.

Oleh
Subur Tjahjono
· 2 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/unccdPT_q8GJkAopHZxW73u0ET8=/1024x614/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F01%2FBW-00000317-07-DNY001_1578955433.jpg
Kompas

Presiden Soeharto di Bina Graha menerima Menteri Perdagangan & Industri Korea Selatan, Yie Joon Chang. Menteri Yie memimpin delegasi 19 orang, terdiri 10 pejabat Pemerintah dan 9 pengusaha swasta. Mereka sedang menjajagi peningkatan hubungan ekonomi RI - Korsel. Antara kedua negara sejak tahun 1971 tercapai persetujuan pengembangan perdagangan, ekonomi, dan teknik.

Republik Korea pada 1969 diprediksi mencapai kemajuan ekonomi dalam 20 tahun berikutnya. Pada tahun 1989, pendapatan per kapita diperkirakan 3.000-an dollar AS, setara dengan Kanada tahun 1969. Faktanya, berdasarkan data Bank Dunia, pendapatan per kapita tahun 1989 jauh di atas perkiraan, yaitu 5.737 dollar AS.

Harian Kompas 14 Januari 1969 melaporkan, Republik Korea atau Korea Selatan (Korsel) saat itu dipimpin Presiden Park Jeong-hee (1962-1979). Pada tahun 1969, Korsel masih berkutat dengan masalah perang dingin dengan Korea Utara (Korut) setelah perang Korea (1950-1953). Korupsi dan nepotisme masih jadi masalah.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000