Laki-laki Yahudi itu lahir pada 4 SM dan mati disalibkan penjajah Romawi ketika usia-Nya baru 30-an. Di sini Dia biasa dikenal dengan nama Yesus, Jesus, atau Isa. Adapun gelar-Nya ialah Kristus, Mesias, atau Almasih.
Yesus atau Jesus asalnya Iesous (Yunani). Walaupun kitab suci Kristen tertulis dalam bahasa Yunani, bahasa sehari-hari yang dipakai pada zaman Yesus, di wilayah paling rawan sengketa sepanjang masa di muka bumi itu, adalah Aram, sedangkan bahasa religiusnya Ibrani. Jadi sangat mungkin Yesus dikenal dalam bahasa Aram sebagai Isho‘ atau dalam Ibrani sebagai Yeshua‘ atau Yehoshua‘. Varian lain nama ini yang umum kita kenal termasuk Yosua dan Yusak.
Unsur Ye- atau Yeho- atau I- pada nama itu adalah potongan dari YHWH, empat huruf kudus bagi orang Yahudi; nama Tuhan sendiri. Begitu kudus sehingga umat-Nya tak berani mengucapkan. Salah satu dari dasatitah atau 10 hukum, bagian utama kitab-kitab Taurat, berisi larangan untuk ”menyebut nama YHWH, Allahmu, dengan sembarangan”. Karena manusia susah membedakan mana sembarangan mana bukan, akhirnya orang Israel cari aman saja, tidak menyebut sama sekali. Takut salah. Setiap kali bertemu keempat huruf itu, mereka, sampai hari ini, membaca kata lain Adonai (Tuhan), Ha-Shem (Sang Nama), Ha-Kadosh (Sang Kudus), dll.
Berabad-abad tidak disuarakan, konsekuensinya jelas. Sekarang tidak ada lagi orang yang tahu bagaimana membunyikan keempat huruf itu sesuai dengan aslinya. Kok bisa menuliskan tak bisa mengucapkan? Karena bahasa Ibrani, seperti Arab, adalah termasuk rumpun Semit yang abjadnya tidak mengenal huruf hidup. Pembacaannya bergantung konteks situasi dan tatabahasa. Ketika makna harfiah dan konteks-semula hilang, lenyap pula pedoman pembunyiannya. Barulah dalam 200 tahun terakhir, pakar-pakar modern yang kurang saleh tanpa rasa canggung menyarankan bahwa, dahulu kala, kata itu dibaca YAHWEH. Unsur -shua‘ atau -sho‘ berarti ’keselamatan’. Jadi, Yesus harfiah berarti YHWH atau TUHAN adalah keselamatan.
Kristus asalnya Khristos (Yunani); Mesias dari Mashiah (Ibrani). Arti harfiah keduanya sama, ’yang diurapi’. Apa arti urap? Makna kedua dalam KBBI bolehlah diabaikan di sini karena berarti ’kelapa parut’. Makna pertamalah yang terpakai: ’bedak basah yang harum’. Hanya saja, dalam kasus ini, orang Israel tidak menggunakan bedak, melainkan minyak (harum). Jadi, Kristus atau Mesias berarti ’yang diurapi (secara ritual, dalam nama Tuhan) dengan minyak harum’. Agak aneh adalah makna ketiga: ’kudus’, menurut pemakaian khusus dalam agama Kristen. Ini tidak benar. Mengurapi tidak dipahami orang Kristen sebagai menguduskan, walaupun bisa saja ditafsirkan demikian, sebagai makna figuratif atau simbolik.
Apa pentingnya seseorang diurapi atau diolesi kepalanya dengan minyak? Dalam kitab suci orang Yahudi, upacara keagamaan berupa pengurapan dengan minyak dilakukan terhadap tokoh dan pemimpin seperti imam, nabi, dan raja. Dalam kepercayaan Kristen, mengakui Yesus sebagai Yang Diurapi berarti menerima Dia sebagai Imam, Nabi, dan Raja sekaligus. Umat yang mengaku itu disebut Kristen, dari kata Yunani Khristianos, artinya ’pengikut Kristus’.
Orang Islam menamai-Nya Isa Almasih. Masih (Arab) sama artinya dengan Mashiah (Ibrani), jadi persis berarti Sang Mesias atau Kristus. Yang membingungkan bagi orang Kristen adalah nama ‘Isa. Dalam bahasa Aram dan Ibrani, huruf terakhir nama Isho‘ atau Yeshua‘ adalah huruf ‘ayin yang sejajar dengan huruf Arab ‘ain. [Dalam tulisan ini, sebagaimana lazimnya, tanda baca ‘ dipakai untuk melambangkan huruf ini.] Tapi huruf ‘ain pada nama ‘Isa terletak di awal sebagai huruf pertama. Ada pembalikan susunan huruf tanpa alasan yang diketahui. Itulah sebab orang Kristen Arab tidak memakai nama ‘Isa, melainkan Yasu‘ atau Yasua‘ untuk Yesus.
Nama Yesus dengan demikian tidak terlepaskan dari karya-keselamatan yang dilakoni-Nya. Orang Kristen percaya bahwa Yesus datang ke dunia untuk berkarya sampai mati, dan bangkit kembali, sebagai Juruselamat manusia, sesuai dengan makna nama-Nya yang diberikan kepada-Nya ketika lahir. Walaupun kelahiran-Nya sama sekali tidak diketahui tanggal dan bulannya, orang Kristen memuliakan Hari Natal, yang berarti Hari Lahir, sebagai perayaan ulang tahun Yesus.