Trio rock Kelompok Penerbang Roket (KPR) biasa tampil ugal-ugalan ketika manggung di bar atau stadion. Vokalisnya, John Paul Patton, bisa tiba-tiba naik ke perangkat drum yang sedang digebuk Viki Vikranta. Gitaris Rey Marshall dengan bertelanjang dada sering menggaruk dawai gitar di lantai panggung.
Polah itu ditanggapi penontonnya dengan tak kalah panas. Energi penonton terluapkan dengan bergerak ke sana-sini, juga melompat dari atas panggung. Itulah pemandangan yang biasa tersaji di penampilan KPR.
Pada 17 Desember nanti, KPR bakal main di Gedung Kesenian Jakarta dalam program A Night at Schouwburg besutan kolektif Jababa Records. Gedung itu biasa mementaskan musik orkestra, tradisi, dan teater. Musik rock populer masih terbilang jarang ditampilkan di sana. Untuk itu, KPR mesti menyesuaikan diri.
”Kami menyiapkan aransemen musik yang sepertinya cocok dimainkan di gedung seperti itu,” kata Coki, panggilan John, Kamis (16/11), di Jakarta. Ia menambahkan, aksi panggungnya nanti mungkin tidak seliar biasanya. Namun, mereka berjanji memainkan lebih banyak lagu, termasuk yang jarang dibawakan. ”Durasinya bisa sampai dua jam,” tambah Viki.
Pertunjukan itu bakal direkam secara langsung. Pembeli karcis akan dikirimi hasil rekamannya dalam format CD, atau piringan hitam, tergantung kelas yang dipilih. Rekamannya akan menampilkan suasana pertunjukan sebagaimana yang terjadi, tanpa banyak manipulasi suara pascaproduksi.
Band Naif pernah tampil di tempat yang sama pada 2008. Album rekaman konser Naif itu dijual terbatas, yang sampai sekarang masih jadi buruan kolektor musik. Pemain bas Naif, Mohammad Amil ”Emil” Hussein, adalah salah satu penggagas pertunjukan bagi KPR ini. (HEI)