logo Kompas.id
Bebas AksesNasabah Disarankan Ganti Kartu...
Iklan

Nasabah Disarankan Ganti Kartu Debet Berbasis Cip

Oleh
· 2 menit baca
Iklan

JAKARTA, KOMPAS — PT Bank Central Asia (BCA) Tbk meluncurkan kartu Paspor BCA Mastercard yang berbasis teknologi cip, untuk semua jenis kartu debet, mulai dari Blue, Gold, Platinum, Prioritas, dan Solitaire. Jenis kartu ini meningkatkan kenyamanan dan keamanan selama bertransaksi. Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja, di Jakarta, Selasa (21/11), menyebutkan, saat ini 12 juta kartu debet BCA masih memakai teknologi magnetik dan sekitar 3 juta lagi sudah menggunakan cip. Masing-masing memiliki keterbatasan dari sisi keamanan siber. Sementara permintaan transaksi secara elektronik semakin meningkat dan menuntut sistem yang aman. Penggantian kartu debet yang dengan kartu Paspor BCA Mastercard akan meningkatkan keamanan siber saat bertransaksi. Selain itu, nasabah dapat mengakses belanja ke 40 juta lebih mitra toko daring ataupun konvensional dan jaringan Mastercard lainnya di 210 negara. "Kartu Paspor BCA Mastercard menggunakan cip sesuai ketentuan Bank Indonesia. Bagi pemegang kartu debet yang masih berteknologi magnetik disarankan untuk mengganti. Pemegang kartu debet lama yang sudah ada cip tetap bisa bertransaksi seperti biasa tanpa perlu mengganti," ujar Jahja.Kelola danaSementara itu, Bank OCBC NISP melihat kondisi perekonomian saat ini kondusif bagi penguatan produk layanan private banking. Era transparansi keuangan yang dibarengi suku bunga rendah dinilai menjadikan jasa layanan private banking semakin relevan. Pengembangan layanan ini diharapkan ikut membuat industri keuangan di Indonesia semakin kompetitif dibandingkan dengan negara lain sehingga lebih mampu mengelola dana dan memberikan hasil maksimal bagi para nasabah."Kami berharap ke depan dana-dana itu bisa dan betah dikelola di Indonesia. Bukan hanya dana yang saat ini berada di Indonesia, misalnya yang sudah direpatriasi, tetapi juga dana baru yang akan ada atau bahkan dana-dana yang sekarang masih ada di luar," kata Presiden Direktur Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja, Selasa.Menurut Parwati, layanan private banking akan lebih diperlukan jika menimbang potensi perekonomian Indonesia. Indonesia membutuhkan lebih banyak dana untuk pembangunan. "Industri keuangan di Indonesia harus sangat kompetitif dibandingkan dengan negara lain sehingga kita bisa mengelola dana-dana itu di Indonesia," ujar Parwati.Ia menjelaskan, layanan private banking bukan sekadar menunjukkan keramahan dengan senyum lebih lebar. Layanan ini harus ditopang kemampuan dan kapabilitas produk yang setara atau bahkan lebih baik dibandingkan dengan di negara lain."Kita harus mampu mengakomodasi kebutuhan para nasabah yang di masa lalu, bahkan sekarang, sudah menikmati jasa private banking di luar Indonesia," kata Parwati. (MED/CAS)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000